Kamis, 07 Mei 2009

Kebajikan yang Luar Biasa

Pada jaman dinasti Tang, Han Yuan menghabiskan sebagian waktunya untuk menjaga Xiangzhou. Sisa waktunya yang lain ia gunakan untuk bersembahyang di kuil Konghucu.


Suatu malam, seorang pencuri menyelinap ke dalam kamar Han Yuan dengan membawa sebilah senjata tajam. Ia berkata kepada Han Yuan, ”Saya tidak mampu untuk mencukupi kehidupan saya sendiri, karena itu saya memohon Anda untuk memberikan sebagian harta Anda.”

Han Yuan menjawab, “Barang yang ada di atas meja itu senilai 1000 Min, engkau dapat mengambil semuanya.” Pencuri itu menjawab,“Saya menginginkan kepala Anda dan saya akan menyerahkannya kepada suku-suku yang ada di daerah barat.” Mendengar hal ini, Han Yuan kemudian menundukkan lehernya seakan membiarkan si pencuri untuk memo-tong kepalanya.

Namun, si pencuri tidak melakukan tindakan apapun, melainkan menurunkan kepalanya dan berkata,” Saya dengar Anda adalah orang yang bijaksana dan saya datang kemari untuk menguji Anda. Saya akan pergi dengan membawa barang yang ada di atas meja tersebut, namun saya harap engkau tidak akan membocorkan kejadian malam ini kepada siapapun.” Han Yuan menjawab,”Saya berjanji padamu. Saya tidak akan bercerita kepada siapapun tentang hal ini.”

Tak lama kemudian, si pencuri tertangkap karena tindak kejahatan lain yang telah banyak ia lakukan. Hal ini membuat ia mendapat hukuman mati. Sebelum dieksekusi, ia menceritakan peristiwa itu kepada orang lain. Ia berkata, “Saya pikir, melihat kepribadian Han Yuan, ia tidak akan membocorkan kisah itu kepada orang lain setelah saya meninggal, karena itu saya ingin bercerita kepada kalian semua tentang kebajikannya.”

Kisah tentang Han Yuan ini mengingatkan saya dengan Uskup Myriel di Les Misarable (novel terkenal karya sastrawan Perancis abad ke 19, Victor Hugo), yang telah menyentuh hati Jean Valjean. Kesamaan dari dua karakter ini adalah keduanya mempunyai rasa belas kasih kepada umat manusia dan rela mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan hidup orang lain. Dengan rasa kemanusiaan yang amat tinggi ini, bagaimana mungkin jiwa seseorang tidak tersentuh? Oleh karena itu, kita dapat melihat kesamaannya dari pengakuan si pencuri sebelum ia meninggal dan kelahiran kembali dari Jean Valjean.

0 komentar:

Posting Komentar