Jumat, 24 Desember 2010

Inilah Kunci Didalam Belajar

Orang China kuno percaya belajar dengan ketekunan dan menekankan kegigihan serta konsistensi dalam belajar. Tidaklah tepat apabila giat belajar satu hari dan bermalasan untuk 10 hari berikut
Orang China kuno percaya belajar dengan ketekunan dan menekankan kegigihan serta konsistensi dalam belajar. Tidaklah tepat apabila giat belajar satu hari dan bermalasan untuk 10 hari berikutnya.


Konon dapat dikatakan rajin belajar adalah ukuran moralitas dalam menimba ilmu. Ketika orang ingin maju dengan usaha terbaiknya, mereka akan berhasil meraih tujuannya. Sama seperti pepatah tua yang mengatakan: Membaca buku 100 kali, Anda akan secara alami memahami artinya. Berikut adalah dua buah cerita mengenai orang kuno yang memahami makna belajar.

Rajin dan konsisten

Selama era Dinasti Dong Jin (317-420M), ada seorang penyair terkenal bernama Tao Yuanming yang juga merupakan seorang bangsawan dan sarjana yang tahu banyak hal. Suatu kali seorang pemuda berkata kepadanya, “Saya mengagumi Anda karena begitu tahu banyak hal. Maukah Anda memberi tahu saya cara terbaik untuk belajar?”

Tao Yuanming menjawab, “Tidak ada cara terbaik. Jika kamu bekerja keras, kamu akan mendapat kemajuan, dan jika kamu bermalasan, maka kamu akan tertinggal di belakang.”

Ia membawa pemuda tersebut dan menuntunnya ke sebuah lahan. Yuanming menunjuk ke arah biji kecambah kecil dan berkata, “Lihatlah dengan cermat. Dapatkah kamu melihat apa yang tumbuh di sana?”

Pemuda itu menatapnya dalam waktu lama dan kemudian berkata, “Saya tidak dapat melihatnya tumbuh.”

Tao Yuanming bertanya, “Benarkah? Lantas bagaimanakah biji kecambah menjadi begitu tinggi di kemudian hari? Pada kenyataannya, kecambah itu tumbuh setiap saat. Bagaimanapun juga, kita tidak dapat melihatnya dengan mata kita.

“Sama seperti prinsip dalam belajar. Pengetahuan kita terakumulasi sedikit demi sedikit. Terkadang bahkan kita tidak menyadarinya, namun apabila kita belajar terus-menerus, maka akan membuat kemajuan luar biasa.”

Tao Yuanming kemudian menunjuk pada sebuah batu pengasah pisau di samping sungai dan bertanya kepada pemuda itu, “Mengapa sisi cekung pada batu menurun seperti sebuah pelana kuda?”

Pemuda itu menjawab, “Itu karena orang menggunakannya untuk mengasah pisau setiap hari.”

Yuanming kemudian bertanya, “Lalu tepatnya di hari apa berbentuk seperti ini?” Pemuda itu lalu hanya menggelengkan kepalanya. Tao Yuanming berkata, “Karena para petani telah menggunakannya setiap hari. Sama halnya dengan belajar. Dengan belajar terus setiap saat akan mengasah intelektual Anda.”

Pemuda tersebut akhirnya mengerti. Ia berterima kasih kepada Tao Yuanming, kemudian menuliskan kalimat berikut untuknya, “Belajar dengan rajin adalah seperti sebuah kecambah di musim semi. Meskipun kita tidak dapat melihat pertumbuhan sehari-harinya, pada akhirnya tumbuh jadi besar. Belajar terus-menerus adalah seperti menggunakan batu pengasah pisau. Pengetahuan Anda akan semakin tajam setiap saat, tidak hanya dalam sekejab.”


Kokoh seperti Pohon

Gu Yewang dari Dinasti Selatan dan Utara (420-589 M) adalah seorang sejarawan terkenal. Pengetahuannya luas di banyak bidang. Banyak orang datang kepadanya untuk bertanya.

Suatu hari, anak salah seorang kawannya, Hou Xuan bertanya kepadanya, “Anda telah membaca banyak naskah. Saya ingin bertanya apakah ada jalan pintas dalam belajar.”

Setelah berpikir sejenak, Gu Yewang menunjuk pada sebuah pohon rindang dan menjawab, “Jika kamu ingin mengetahui jalan pintasnya, kamu harus melihat ke pohon ini.”

Hou Xuan melihat pohon tersebut dari atas hingga bawah sebanyak tiga kali namun tetap tidak

menemukan apa-apa yang tidak wajar. Kemudian Ia berkata, “Saya terlalu buta untuk melihat segala sesuatunya. Tolong bimbing saya.”

Gu Yewang berkata, “Dengan akar-akarnya, pohon dapat tumbuh tinggi dan kokoh. Hanya dengan batang pohon yang besar dan kokoh, pohon dapat tumbuh dengan dedaunan yang lebat. Hanya dengan cita-cita yang mulia dan kuat, dipercaya akan memiliki satu masa depan yang cerah. Ambil pohon sebagai contohnya, kuat dan pasti. Itulah kuncinya.”


Setelah itu, Hou Xan belajar dengan sabar dan meningkat dengan cepat. Teman-temannya menyadari Ia begitu akrab dengan buku-buku dimana ia dapat membacakan untuk mereka dari belakang ke depan. Lalu mereka bertanya kepadanya mengapa ia masih juga membacanya.

Hou Xuan menjawab, “Tidak ada jalan pintas dalam belajar. Segala sesuatu ada saatnya harus melangkah satu langkah. Saya masih belum dapat memberi penjelasan terlalu banyak prinsip dan arti yang lebih dalam dari buku-buku tersebut. Oleh karena itu, saya butuh untuk meninjau mereka kembali untuk belajar segala sesuatu yang baru setiap saat.”

Orang kuno percaya bahwa belajar adalah sebuah proses untuk memperbaiki moral seseorang dan kunci belajar terdapat pada kerja keras dan belajar terus-menerus.

Nabi bersabda, " Belajar dan selalu dilatih, tidakkah itu menyenangkan? Kawan-kawan datang dari tempat jauh, tidakkah itu membahagiakan? Sekalipun orang tidak mau tahu, tidak menyesali; bukankah ini sikap seorang Kuncu?"

(Sabda Suci I : 1)


"Memang ada hal yang tidak dipelajari, tetapi hal yang dipelajari bila belum dapat janganlah dilepaskan; ada hal yang tidak ditanyakan, tetapi hal yang ditanyakan bila belum sampai benar-benar mengerti janganlah dilepaskan; ada hal yang tidak dipikirkan, tetapi hal yang dipikirkan bila belum dapat dicapai janganlah dilepaskan; ada hal yang tidak diuraikan, tetapi hal yang diuraikan bila belum terperinci jelas janganlah dilepaskan; dan ada hal yang tidak dilakukan, tetapi hal yang dilakukan bila belum dapat dilaksanakan sepenuhnya janganlah dilepaskan.

Bila orang lain dapat melakukan hal itu dalam satu kali, diri sendiri harus berani melakukan seratus kali. Bila orang lain dapat melakukan dalam sepuluh kali, diri sendiri harus berani melakukan seribu kali."

(Tengah Sempurna XIX : 20)

Read More......

Rabu, 01 Desember 2010

Belajar Menjadi Manusia

Oleh: Makin Pak Kik Bio

PROF. Dr. Tu Weiming pernah mengunjungi Indonesia untuk memberikan ceramah dan seminar diberbagai kota seperti Jakarta, Yogyakarta, Semarang dan Surabaya. Prof. Dr. Tu Weiming adalah seorang profesor dalam bidang sejarah dan Filsafat China dan Konfuciani.

Dalam ceramahnya di berbagai tempat, Prof. Tu Weiming selalu menekankan bagaimana belajar menjadi manusia. Belajar menjadi manusia harus dipahami sebagai sebuah proses dinamis tiada akhir dari sebuah pembinaan diri. Pembelajaran ini tidak sekedar sebagai pengembangan ketrampilan professional atau pemahaman terhadap pengetahuan tertentu saja. Pembelajaran ini mempunyai tujuan memberi apresiasi secara menyeluruh terhadap berbagai dimensi kemanusiaan seseorang.

Belajar menjadi manusia tidak terjadi dengan begitu saja. Proses tersebut membutuhkan keputusan dan komitmen pribadi. Tanpa adanya usaha secara sadar, kita sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tidak akan mungkin dapat mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri kita. Karena itu, kita harus meyakinkan diri kita sendiri pada proses pembelajaran secara moral dan spiritual untuk menjadi manusia sebagai titik awal memulai hidup yang panjang menuju manusia seutuhnya.
Proses pembelajaran ini harus berkesinambungan. Proses tersebut tidak dapat dipahami sebagai sebuah proyek atau program yang dapat mencapai kesempurnaannya pada kurun waktu tertentu. Bahkan dapat dikatakan proses pembelajaran menjadi manusia ini tidak pernah berakhir.
Proses tersebut bersifat holistik atau menyeluruh. Belajar menjadi manusia bukanlah sesederhana mempelajari satu ketrampilan profesi tertentu atau menjadi professional dalam satu tugas tertentu. Kita tahu benar bahwa menjadi musisi atau artis itu melibatkan banyak penguasaan, ketrampilan dan teknik yang baik. Pencarian bakat musik atau keartisan tentunya memerlukan seleksi kepribadian. Sebagai bahan bandingan, belajar mejadi manusia seutuhnya memerlukan sebuah transformasi kepribadian secara total dalam hal etika dan keberagamaan.
Kongzi mendifinisikan pembelajaran otentik sebagai “belajar demi kepentingan diri.” Sekilas kita menangkap kesan adanya semangat individualisme ekstrim dan idealisme subjektif dari apa yang diungkapkannya. Tetapi kesan itu akan segera hilang kalau kita kemudian menyadari bahwa yang dimaksud “diri” bukanlah diri atomistik sebagaimana dipahami oleh tradisi Barat. Diri adalah sesuatu yang niscaya dibentuk dalam pola relasi. Setiap relasi yang dijalin dengan lingkungan di luar dirinya, adalah bagian dari perkembangan dan pembentukan “diri’. Diri adalah kumpulan dari hubungan-hubungan tersebut. Diri adalah suatu yang selalu terbuka. Karena itu diri niscaya berdialog dengan manusia lain secara berkesinambungan.
Untuk lebih bermakna, pengembangan diri perlu melibatkan pengalaman dan refleksi terhadap banyak hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Setidaknya ada lima bidang pengalaman dan perhatian manusia dalam budaya yang diwarisinya, yang merupakan faktor sangat penting bagi proses pembelajaran menjadi manusia:
Pertama, adalah sanjak. Dalam Kitab Sanjak/Shi Jing, sanjak diartikan lebih luas menjadi ekspresi kesenian pada umumnya. Seni merupakan ekspresi jiwa manusia dalam bentuk estetik ketika manusia berhubungan dengan alam. Kemampuan merespons dunia dalam bentuk puitis, dianggap sangat penting bagi pengembangan diri.
Kedua, adalah aspek ritual. Dalam Kitab Kesusilaan/Li Jing, ritual dimaksudkan sebagai aspek latihan ritualisasi raga dan kedisiplinan yang integral dalam kehidupan. Diri dilatih bagaimana melakukan tindakan sehari-hari yang biasa dilakukan dalam kehidupan dengan orang lain. Menyapu, makan, duduk, berkomunikasi, bersembahyang dan lain-lain adalah sebentuk ritual yang sangat penting dalam pembentukan diri.
Ketiga adalah Sejarah yaitu memori kolektif berkaitan dengan asal-muasal kita sebagai manusia. Mempelajari sejarah berarti mengetahui dan peduli terhadap norma-norma dan ide-ide utama yang dianut oleh manusia masa lalu di mana kita sekarang menjadi bagian di dalamnya. Pemahaman seperti itu oleh Kongzi dituangakan dalam Kitab Chun Qiu/ Chun Qiu Jing.
Keempat pandangan politik. Manusia juga harus berpartisipasi dalam kehidupan sosial. Karena itu politik menjadi tak bisa dihindari. Manusia adalah mahluk politik yang harus berpartisipasi secara bertanggungjawab dalam kehidupan politik masyarakat. Pandangan partisipasi politik diartikulasikan dalam Kitab Hikayat/ Shu Jing.
Kelima manusia tentu tidak bisa dilepaskan dari alam dan dunia, tempatnya hidup. Pandangan positif terhadap kosmos (alam) menjadi penting bagi pembentukan diri. Inilah aspek terakhir ajaran Konfusius yang bisa ditemukan dalam Kitab Perubahan / Yi Jing ( I Ching).

Sumber : Pontianak Post

Read More......

Satu yang Menembusi Semuanya

Oleh : Makin Pak Kik Bio

PADA suatu kesempatan ketika Nabi Kongzi berbincang-bincang dengan Cingcu/Zengzi tentang azas “Satu yang menembusi semuanya” ternyata Cham nama kecil Zengzi, mampu mengerti apa yang dimaksud dengan satu menembusi segala, yaitu Zhong Shu/Satya dan Tepaselira.

Nabi bersabda: ”Cham, ketahuilah, Jalan Suciku itu satu, tetapi menembusi semuanya.” Zeng Zi menjawab: ”Ya, Guru.” Setelah Nabi pergi, murid-murid lain bertanya, “Apa maksud kata-kata tadi ?” Zengzi menjawab: ”Jalan suci Guru, tidak lebih tidak kurang ialah Satya dan Tepasarira.”Karena ini pulalah Nabi berkenan menurunkan kepada Zengzi ajaran-ajarannya yang merupakan penguraian tentang pembinaan diri berdasarkan Satya dan Tepaselira/ Tiong Si/ Zhong Shu ini. Oleh Zengzi kemudian uraian-uraian tadi dibukukan menjadi Kitab Thay Hak/ Da Xue.

Ajaran Satya dan Tepaserira ini disebut oleh Nabi Kongzi sebagai “Jalan Suci Yang Satu Menembusi Semuanya”, karena dalam ajaran ini Satya, vertikal menjalin manusia kepada Tuhan, Khaliknya. Tepaserira, horizontal menjalinkan manusia kepada sesama dan lingkungan hidupnya.Satya mempunyai pengertian imani, suatu rasa, tuntutan untuk selalu Satya terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang telah menjadikan kita manusia dengan kodrat kemanusiaannya. Bila terimani, bahwa Firman Tuhan/ Tian Ming itulah Watak Sejati/ Xing manusia dan benih Kebajikan/De, yang bersemi dalam hati nurani/ Xin, itulah pokok Watak Sejati/ Xing, yang merupakan hakekat dari kemanusiaan kita. Maka manusia yang telah dikaruniai kelebihan mulia dan utama itu mengemban tugas menegakkan Firman Tuhan/Tian Ming sebagai rasa “pertanggung-jawaban”/Zhong Yi Tian atas harkat manusiawinya.

Dari karakter huruf Zhong/ Satya, mempunyai arti suatu perilaku yang tengah-tepat, berlandaskan suara hati nurani, dengan mewujudkannya dalam segala tindakan. Manusia di dalam hidupnya secara rohaniah memang terpanggil untuk mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, dalam hal umat Khonghucu, pengabdian ini merupakan pengejawantahan Satya/ Zhong manusia kepadaNya. Oleh karena itulah maka secara imani manusia terdorong pada kecenderungan mengadakan “persembahyangan” dengan segala ritualnya, untuk mencurahkan isi pengabdiannya terhadap Tuhan. Untuk itu sering disertai dengan bersuci-diri, agar “persembahyangan” nya itu berkenan kepadaNya.
Hal tersebut sudah ada sama lamanya dengan sejarah kemanusiaan dari manusia itu sendiri. Hanyalah kemudian karena disesuaikan dengan alam pikiran manusia, maka persembahyangan itu perkembangannya lalu disertai dengan bermacam-macam tata-cara, ditambah dengan pengorbanan, persembahan, syarat-syarat, dan lain sebagainya. Hal ini kadang-kadang dapat merubah panggilan imani yang tadinya secara murni keluar dari hati nurani manusia untuk mengadakan persembahyangan berdasarkan kesucian lahir-batin, menjadi suatu tradisi pantulan dari pikiran manusia, yang pada akhirnya kadang-kadang sampai melupakan pokok dari pengabdian itu. Manusia mengadakan lembaga keagamaan dengan segala tata-ibadahnya. Ada yang bersumber dari Kitab Suci namun tak kurang yang berdasarkan tradisi. Bahkan ada yang berlandaskan wangsit atau apapun namanya dari orang tertentu yang suci/ dianggap suci/ menganggap dirinya suci.
Maka dari segala gejala seperti di atas itulah mengapa dalam agama yang diturunkan kepada manusia melalui para Nabi utusanNya, selalu ada suatu ritual persembahyangan pula. Namun karena kebauran antara mana yang agamis dan mana yang tradisional, serta mana yang tak benar, pokok pengabdian dari “persembahyangan” itu dikembalikan/ diluruskan pada dasarnya, yaitu kesucian diri lahir batinlah yang menjadi syarat utamanya, agar persembahyangan manusia berkenan kepadaNya.

Kesucian lahir batin dalam iman umat Khonghucu memang sudah ditetapkan apa yang berkenan kepadaNya, yakni Kebajikan. Sedang benih kebajikan itu bersemi di dalam hati nurani. Dimana watak sejati yang difirmankan Tuhan itu berada, jadi sesungguhnya “persembahyangan” kepada Tuhan itu harus didasari dengan pengamalan FirmanNya. Dan itu, tentu adalah menetapi kodrat kemanusiaan.Dengan begitu bukankah merupakan sikap Satya kepada Tian/ Tuhan Yang Maha Esa.Zigong bertanya,”Adakah satu kata yang boleh menjadi pedoman sepanjang hidup?” Nabi bersabda,”Itulah Tepaserira,” Apa yang diri sendiri tiada inginkan, janganlah diberikan kepada orang lain.” Lun Yi XV : 24 “Maka kata-kata yang tidak senonoh itu akan kembali kepada yang mengucapkan, begitu pula kekayaan yang diperoleh dengan tidak halal itu akan habis tidak keruan.” Da Xue X : 10.Tepasarira adalah merupakan wujud dari pengejawantahan Firman Tuhan terhadap sesama dan lingkungannya yang akan dijelasan dalam tulisan berikutnya.

Sumber : pontianak Post

Read More......

Kamis, 28 Oktober 2010

Sembahyang Zhong Yuan (Chit Gue Pua)

Oleh Js.Ir.Djohan Adjuan

HARI sembahyang besar dalam agama Khonghucu, bulan ke-7 tanggal 15 Imlek (Chit gue pua), diadakan Sembahyang kepada Arwah Leluhur. Dan tanggal 29 bulan 7 Imlek juga diadakan Sembahyang Arwah Umum, yaitu arwah gentayangan yang tidak mendapat persembahyangan dari sanak keluarganya (disebut juga hari Ching He Phin/ King Ho Peng).
Makna dari kedua hari sembahyang tersebut diatas adalah merupakan: (1) sembahyang penghormatan arwah dan pengenangan kembali atas kebajikan semasa hidup para leluhur, (2) juga berdoa kepada Thian/Tuhan YME, semoga berkenan memberikan tempat yang tenteram damai dalam cahaya kemuliaan nan suci dalam Kebajikan Tuhan. (3) juga merupakan perwujudan dari perilaku Berbakti.
Makna Bakti itu sangat luas dijabarkan dalam agama Khonghucu. Di dalam Kitab Bakti/ Xiao Jing tertulis : ”Mendidik rakyat untuk saling mangasihi, tiada jalan yang terbaik dari pada menanamkan budaya berbakti. ….Perilaku Berbakti itu ialah pokok kebajikan, dari padanya agama berkembang. Maka seorang Susilawan mengutamakan Pokok; sebab setelah pokok itu tegak, niscaya jalan suci akan tumbuh, perilaku berbakti dan rendah hati adalah perwujudan dari Cinta Kasih dan Kebajikan…. Hal tubuh, anggota badan, rambut dan kulit, diterima dari ayah dan bunda, maka perbuatan kita tidak membiarkannya rusak adalah permulaan berbakti. Menegakkan diri hidup melaksanakan Jalan suci/Dao, meninggalkan nama baik di jaman kemudian sehingga memuliakan ayah dan ibu, itulah akhir perilaku berbakti…..berbakti itu dimulai dengan mengabdi kepada orang tua, selanjutnya mengabdi kepada pemimpin, dan akhirnya menegakkan diri”.
Nabi Khongcu bersabda: ”Langit mempunyai ketertiban, bumi mempunyai kebenaran dan manusia mempunyai perilaku. Maka ketertiban langit dan bumi itu menjadi teladan rakyat. Oleh terang langit, bumi menjadi subur dan memberi kemakmuran. Sungguh besarlah makna berbakti itu, bila itu terlaksana, maka dalam mendidik tidak diperlukan kekerasan akan berhasil; dan dalam pemerintahan akan tertib terselenggara tanpa perlu penerapan hukum yang menyiksa. ” Didalam kitab Kesusilaan/ Lee Ji tertulis :”… Rumah tangga tidak diatur baik-baik, itu tidak berbakti; Mengabdi pada pimpinan tetapi tidak setia, itu tidak berbakti; Menjalankan kewajiban dalam jabatan tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, itu tidak berbakti; Dalam persahabatan tidak dapat dipercaya, itu tidak berbakti; Bertugas dalam medan perang tetapi tidak ada keberanian, itu tidak berbakti; bila tidak dapat melaksanakan 5 perkara itu, berarti mencemarkan nama baik orang tua, maka beranikah tidak bersungguh-sungguh?”…”Memotong pohon ataupun hewan tidak pada waktunya (yang belum berkembang biak) itu juga perbuatan yang tidak berbakti.”
Nabi Khongcu bersabda: ”Diantara watak-watak yang terdapat antara langit dan bumi, sesungguhnya manusialah yang termulia. Diantara perilaku manusia, yang termulia adalah berbakti. Diantara perilaku berbakti, yang termulia adalah menaruh hormat kepada orang tua. Dan wujud hormat pada orang tua, tiada yang lebih mulia daripada bersujud hidup selaras dengan firman Thian”.
“Adapun yang dinamai berbakti itu ialah dapat melanjutkan cita-cita mulia dan dapat mengikuti usaha mulia dari leluhurnya” (Cung Yong XVIII:2) Dalam hal orang tua berbuat salah, (Nabi Khongcu mengajarkan) sebagai anak wajib mengingatkannya, tetapi dengan lemah lembut. Bila tidak didengar juga, maka bersikaplah lebih hormat lagi dan jangan melanggar (kurang ajar). Meskipun bercapai lelah, janganlah menggerutu.
Perilaku berbakti kepada orang tua adalah tidak melanggar kesusilaan; “Pada saat hidup, layanilah dengan kesusilaan, saat meninggal dunia, makamkanlah sesuai dengan kesusilaan dan sembahyangilah sesuai kesusilaan”.(Lun Yi II:5)
Dalam berkata ingatlah akan orang tuamu, ingat akan leluhurmu. Maka dengan bersembahyang kepada arwah leluhur menjadikan orang senantiasa ingat akan tanggung jawabnya kepada yang telah mendahulu. Ia akan membina diri, hati-hati dalam perbuatan dan takut menodai mereka yang telah mendahulu. Dengan hormat kepada leluhur, berarti pula hormat satya kepada Thian, membawa perbuatannya berkenan kepada Thian sehingga boleh membawa berkah bagi dunia.
Demikianlah pada bulan 7 tanggal 15 Imlek, dilakukan sembahyang kepada arwah leluhur, dan tanggal 29 bulan tujuh Imlek dilakukan pula sembahyang kepada segenap arwah umum yang telah mendahulu dan semuanya hendaklah meneguhkan iman kita satya melaksanakan Firman Thian, berperi cinta kasih, tenggang rasa kepada sesama mahluk hidup serta menyayangi lingkungan alam sekitar. Janganlah melupakan pendahulu kita meski telah jauh terpisah oleh alam yang berbeda. Perbuatan yang selaras dengan firman Thian itu akan banyak membawa berkah.(Penulis pengurus MAKIN Medan)

Sumber : Pontianak Post

Read More......

Imajinasi yang Kaprah

CERITA ini mengenai peristiwa banjir yang disalah-pahami dalam mengatisipasinya. Kisahnya sbb; Diawali hujan lebat yang terus-menerus, tanpa henti selama beberapa hari, ditambah lingkungan alam yang sudah rusak akibat ulah tangan-tangan tak bertanggung jawab,

maka tak pelak air mulai meluap dari sungai dan menggenangi hunian. Sedikit demi sedikit namun pasti, air meninggi menenggelamkan segala yang ada.Diantara bangunan yang ada, sebut saja sebuah “tempat ibadah”, tidak luput dari genangan banjir yang memang tidak pandang bulu. Menghadapi situasi yang demikian, penjaga “tempat ibadah” tersebut melakukan doa agar Tuhan kiranya dapat menyelamatkan “tempat ibadah” serta dirinya yang telah sekian lama ‘mengabdi’.

Waktu terus berjalan dan banjirpun kian meninggi; radio, televisi, memberitakan bahwa ramalan cuaca BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) mengisyaratkan keadaan bisa semakin buruk. Kepala desa, segera memberi perintah pamongnya memukul kentongan sebagai tanda bahaya serta lewat pengeras suara berkeliling mengumumkan agar penduduk segera mengungsi. Mendengar pengumuman agar mengungsi, penjaga “tempat ibadah” itu merasa berat meninggalkan “tempat ibadah” yang selama ini sudah menjadi ‘rumahnya’, maka iapun berdoa kepada Tuhan dengan penuh pengharapan agar hujan dihentikan, banjirpun segera surut. Air sudah meninggi hingga atap rumah, tim SAR (penyelamat) yang diterjunkan bekerja keras mengevakuasi penduduk berlomba dengan meningginya air. Namun penjaga “tempat ibadah” itu tetap bertahan karena dia percaya bahwa Tuhan tentu mendengar doanya dan akan mengabulkan apa yang dia minta, sebagai imbalan pengabdiannya.

Akhirnya, banjir betul-betul menenggelamkan semua yang ada, termasuk penjaga “tempat ibadah” yang tidak mau meninggalkan ‘rumahnya’ itu. Kasihan, dia tenggelam pada “imajinasi”nya, dia tidak menyadari bahwa sesungguhnya Tuhan mendengar doanya dan sudah ‘memberitakan’ melalui pemberitaan radio maupun televisi akan bahaya banjir tersebut, bahkan Tim SAR pun sudah ‘diperintahkan’ untuk menyelamatkannya. Namun semuanya tidak ditanggapi bahkan ditolaknya.
Bahaya yang datang oleh ujian Thian, dapat dihindari; Tetapi bahaya yang dibuat sendiri, tidak dapat dihindari.(Bingcu IV A ; 8)
Dengan ceritera di atas, nampak sekali bahwa merasa ‘mempunyai agama’ (having religion), bukan selalu berarti telah memiliki pemahaman yang benar terhadap kebenaran yang diajarkan agama. Dalam beberapa hal memang kita menyalah-artikan, apa yang dipandang sebagai ‘pertolongan Tuhan’ lewat satu dan lain cara. Lebih-lebih, jika terperangkap ‘imajinasi pertolongan Tuhan’ dalam angan-angan kita. Seakan-akan, Tuhan pasti menolong kita dari sesuatu bencana, menurut ‘apa yang kita harapkan’. Disinilah letak kesalahan bahkan kesalahan yang kaprah, seolah-olah Tuhan harus mengikuti keinginan kita bahkan harus menurut perintah kita. Padahal melalui tanda-tanda alam Tuhan telah mengirim sinyal-sinyal, kita sendirilah yang kadang-kadang tidak dapat memahaminya. Kita perhatikan kejadian akbar baru-baru ini, bencana stunami. Diceriterakan oleh banyak kalangan tidak ada gajah, kelinci ataupun kerbau yang mati oleh gelombang tsunamai kecuali binatang itu terperangkap di dalam kandangnya. Mereka telah dapat membaca tanda-tanda alam sehingga mereka dapat lari menghindari bencana. Inilah yang oleh rasul Bingcu diingatkan, bahwa sesungguhnya ‘kesalahan’ fikiran atau keinginan kita sendirilah yang justru menjerumuskan kita pada bencana. Padahal, sesungguhnya, seorang yang memiliki iman akan Tuhan, harusnya memiliki keyakinan, bahwa sesungguhnya Tuhan itu tidak mungkin kita ‘gambarkan’ seperti ‘imajinasi’ kita.
Sungguh Maha Besar Kebajikan Tuhan Yang Maha Roh (Kwi Sin);
Dilihat tiada tampak, didengar tiada terdengar, namun tiap wujud tiada yang tanpa Dia. Adapun kenyataan Tuhan Yang Roh tak boleh diperkirakan, lebih-lebih tidak dapat ditetapkan (Tiong Yong XV)Maka hendaknya kita benar-benar tulus mengimani akan Hakekat Tuhan, menjalani apa yang Tuhan inginkan, bukannya mengharapkan Tuhan mengikuti apa yang kita inginkan. Dengan demikian kita mampu mengamalkan kebenaran agama itu secara benar dan menjadi seorang yang beriman dengan benar ( being religious )

Sumber : Pontianak Post

Read More......

Rabu, 27 Oktober 2010

Apa yang Kita sombongkan ??

Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih-benihnya selalu kerap muncul tanpa kita sadari.


Di tingkat terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.

Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain. Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.

Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.

Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan. Ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self-esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence). Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas.

Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan kesadaran sejati di lain kutub. Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup. Panca indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi.

Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. Ilusi ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). Inilah akar dari segala permasalahan. Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran sejati. Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan.

Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetap makhluk spiritual. Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia. Kita lahir dengan tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong. Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan universal. Kita tidak akan lagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala "tampak luar" lainnya. Yang kini kita harus lihat adalah "tampak dalam". Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego.

Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri. Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri. Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah. Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam. Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri.
Kalau begitu, apa yang kita sombongkan?

sumber : gemaku.

Read More......

Selasa, 26 Oktober 2010

8 hal yang bisa menurunkan kekebalan tubuh

Dikutip dari Prevention, Rabu (6/10/2010) ada 8 hal yang bisa menurunkan kekebalan tubuh, yaitu:

1. Sering begadang

Mengurangi waktu tidur akan memiliki efek merugikan yang kuat terhadap imunitas, hal ini karena jam tidur yang kurang dikaitkan dengan menurunnya fungsi sistem kekebalan tubuh dan mengurangi jumlah sel-sel yang berfungsi melawan kuman. Peneliti dari University of Chigago menemukan orang yang tidur 4 jam, hanya akan menghasilkan antibodi sebanyak 50 persen saja di dalam darahnya.

2. Bertindak pesimis

Sebuah studi dari UCLA menemukan mahasiswa yang memulai semester pertamanya dengan optimistis memiliki sel T yang lebih banyak, sehingga dapat memperkuat respons imun dan menguatkan sel-sel pembunuh alami di dalam tubuh. Hal ini disebabkan ia akan sedikit mengalami stres yang membuat ia memiliki kesehatan yang baik.

3. Selalu merasa tertekan dan stres

Stres dan tekanan kronis yang diterima setiap hari tidak hanya membuat pekerjaan menjadi tidak nyaman, tapi juga merugikan aspek kesehatan termasuk kekebalan tubuh. Jenis stres yang dialami dapat menyebabkan penurunan kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam melawan penyakit. Karena itu cobalah temukan cara untuk mengurangi stres, seperti pergi ke suatu tempat, melakukan yoga atau melakukan hal-hal yang menyenangkan.

4. Selalu meminjam pulpen atau barang dari orang lain

Kuman sangat mudah lewat dari tangan ke tangan, karena itu hindari menyentuh objek-objek umum seperti pena atau yang lainnya agar dapat mengurangi risiko terkena flu atau penyakit menular yang bisa mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.

5. Selalu menggunakan kendaraan saat pergi kemanapun

Seseorang yang selalu menggunakan kendaraan dan tidak pernah berjalan akan membuat dirinya lebih rentan sakit dan turunnya kekebalan tubuh dibandingkan dengan orang yang berjalan secara teratur. Para ahli menuturkan berjalan atau aerobik selama 30 menit dapat membuat sel-sel darah putih kembali ke sirkulasi dan sistem kekebalan tubuh kembali lebih lancar.

6. Memiliki teman yang perokok

Seperti diketahui asap rokok yang terhirup bisa berbahaya bagi tubuh, termasuk sistem kekebalan tubuh seseorang. Karena itu sebisa mungkin menghindari paparan asap rokok ketika menghabiskan waktu dengan seorang perokok.

7. Sering mengonsumsi antibiotik

Peneliti menemukan pasien yang mengonsumsi antibiotik tertentu dapat mengurangi jumlah sitokin (hormon pembawa pesan dari sistem kekebalan tubuh). Sehingga ketika sistem kekebalan tubuh ditekan, seseorang akan lebih mudah mengembangkan bakteri resisten. Untuk itu sebaiknya tidak mengonsumsi sembarangan antibiotik, kecuali diresepkan oleh dokter.

8. Memiliki kepribadian yang serius

Peneliti mengungkapkan emosi positif yang dihubungkan dengan tertawa bisa menurunkan hormon stres dan meningkatkan sel-sel kekebalan tertentu serta mengaktifkan yang lainnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Loma Linda University School of Medicine mendapatkan orang dewasa sehat yang menonton video lucu selama satu jam akan mengalami peningkatan yang signifikan dalam hal aktivitas sistem kekebalan tubuh.

Read More......

Kamis, 21 Oktober 2010

confucius, confucian connfusianism

Ketika kita melihat Profile teman-teman kita di facebook dan membuka Tab infonya tentu kita dapat menemukan sebuah kolom dengan nama "Religious Views" atau "Agama" dalam bahasa Indonesia. Tapi koq banyak teman kita yang mengisikan kolom tersebut dengan "Confusius". Tahukah kalian klo Confucius itu bukan agama. Berikut perbedaan Confucius, Confucian, dan Confusianism:



Confucius

Confucius adalah seorang guru atau orang bijak yang terkenal dan juga filsuf sosial Tiongkok. Filsafahnya mementingkan moralitas pribadi dan pemerintahan, dan menjadi populer karena asasnya yang kuat pada sifat-sifat tradisonal Tionghoa. Oleh para pemeluk agama Kong Hu Cu, ia diakui sebagai nabi. Confucius merupakan pelafalan dari orang barat yang tidak bisa mengatakan Kongfuze. Di Indonesia Confucius dikenal dengan Nabi Kongzi atau Nabi Khongcu.

Jadi jelas Confucius bukanlah agama melainkan seorang Tokoh yang mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan.

Confucian

Confucian atau Konfusian atau Konfusianis merupakan pengikut dari ajaran yang diajarkan Confucius atau Nabi Kongzi. Jadi Confucian merupakan umat yang mempelajari dan menjalankan ajaran dari Confucius.

Confucianism

Confucianism atau Konfusianisme. Dalam bahasa Indonesia Sufiks(akhiran) -isme berasal dari Yunani -ismos, Latin -ismus, Perancis Kuna -isme, dan Inggris -ism. Akhiran ini menandakan suatu faham atau ajaran atau kepercayaan. Jadi Confucianism atau Konfusianisme merupakan
suatu ajaran dari Confucius atau Nabi Kongzi mengenai kemanusian, nilai penting pembelajaran, hormat kepada orang tua(termasuk leluhur), perdamaian, dan keadilan yang dipengaruhi budaya China dan memiliki pengaruh besar terhadap sejarah dan kebudayaan di Asia Timur. Nah ajaran inilah yang disebut sekarang ini sebagai agama Khonghucu yang berakar dari ajaran Ru yang sudah ada sebelum zaman Nabi Kongzi(551 SM - 479 SM).


Jadi, sekarang kita sudah tahu apa yang seharusnya kita isi pada kolom agama tersebut. Kita dapat mengisinya dengan "Confucianism" "Ru Jiao(Ajaran Ru) atau "Khonghucu" karena kita tinggal Indonesia.

Selain itu DIBERITAHUKAN juga kepada kalian yang sudah berusia 17 tahun bahwa pada kolom agama di KTP sekarang ini sudah bisa kita isikan dengan agama KHONGHUCU dan DIHIMBAU kepada yang sudah memiliki KTP namun belum tertuliskan Khonghucu segera menggantinya tanpa harus menunggu kadaluarsa dari KTP tersebut.

Apabila ada yang dipersulit dalam pembuatan KTP-nya, anda dapat menghubungi MATAKIN atau MAKIN-MAKIN setempat atau bisa juga Reply tulisan ini.

sumber :

http://www.meandconfucius.com/2010/10/confucius-bukan-agama.html

Read More......

Kamis, 14 Oktober 2010

EMPAT YANG JODOH

1. Gan Yan

Alias Gan Hwee, di sebut juga Cu Yan, di beri gelar Hok Sing atau Yang Pulang kepada NABI. Ia seorang negeri Lo. Murid yang terkasih, 30 tahun lebih muda dari NABI. Dan telah menjadi murid sejak usia sangat muda.

Ia seorang yang sangat cerdas dan tekun belajar dan sungguh-sungguh mampu melaksanakan ajaran yang di berikan NABI. Sayang usianya pendek, usia 29 tahun rambutnya sudah putih dan tiga tahun kemudian meninggal dunia.

Ia seorang yang cinta persaudaraan sehingga kurang menyetujui sifat Cu Lo yang hanya menganggungkan keberanian dan Cu khong yang hanya menunjukkan kepandaian bicaranya..

2. Cing Cham

Alias Cu I, di sebut Cingcu. Ia seorang dari Bu Jiang. 46 tahun lebih muda dari NABI. Ketika berusia 16 tahun ia di kirim ayahnya ke negeri Cho untuk belajar kepada NABI yang saat itu di sana. Ia adalah orang kedua setelah Gan Yan. Tentang Cingcu, Cu Khong berkata,

“Tiada perkara yang tidak di pelajari. Wajahnya penuh hormat, kebajikannya kokoh, kata-katanya dapat dipercaya. Di hadapan para pembesar ia memegang teguh harga diri. Alisnya menyatakan ia seorang yang akan panjang usia”.

Ia terkenal karena laku baktinya. Dan setelah orang tuanya meninggal, bila membaca tentang kematian, tidak dapat tidak mengingatkannya kepada orang tuanya dan menitikkan air mata.

Ia banyak menulis, tercatat tidak kurang dari 10 judul buku ditulisnya, antara lain ialah kitab Bakti (Hau King) dan Ajaran Besar(Thai Hak).

Ia di beri gelar Cong Sing atau Yang menjunjung Nabi.

3. Khong Khiep

Alias Cu Su, cucu Nabi Khongcu, putera Li atau Pik Gi. Pada waktu Li meninggal dunia, Cu Su masih kanak-kanak, dan selanjutnya diasuh neneknya, NABI Khongcu dan menerima bimbingan dan pendidikan langsung dari beliau.

Suatu hari Cu Su mendengar nenenknya menarik nafas panjang seorang diri, ia lalu menghadap dan dua kali membongkokkan diri dan bertanya akan kesedihannya, “Adakah Nenek berprihatin kalau-kalau cucu nenek tidak sungguh-sungguh membina diri seperti mereka? “Nabi menjawab, “O, bagaimana engkau tahu akan fikiranku?” “Cucu sering mendengar dari ajaran nenek bahwa bila seorang ayah telah mengumpulkan dan menyiapkan kayu bakar dan anaknya tidak dapat mengangkutnya, ia dinamai orang yang merosot dan tidak berharga. Ajaran itu sangat berkesan kedalam hati dan menimbulkan kecemasan.”

Nabi sangat bergembira dan berkata, “Kini, sungguh, aku tidak akan khawatir lagi. Harapanku tidak akan sia-sia, melainkan akan dapat terus dikembangkan.”

Setelah wafat NABI, Cu Su belajar kepada Cingcu, dan kemudian menjadi pelanjut Cingcu dalam mengembangkan Agama Khonghucu. Ialah yang menulis Kitab Tengah Sempurna (Tiong Yong) yang merupakan Kitab keimanan dalam agama khonghucu.

Berapa usia Cu Su, kurang diketahui, data-data menunjukkan sangat lanjut, mungkin sekitar 100 tahun; ia pernah menjadi guru dari Rajamuda Bok dari negeri Lo yang naik takhta pada tahun 409 SM , 70 Tahun setelah wafat NABI.

Cu su di beri gelar Sut Sing atau penerus NABI.

4. Bing Kho

Alias Cu Ki, disebut Bingcu(Mencius), orang negeri Coo, keturunan Bing Sun. salah seorang keluarga besar bangsawan negeri Lo. Lahir pada tahun 372 SM dan wafat pada tahun 289 SM, dalam usia 83 tahun. (372-289 SM).

Ibunya dari marga Ciang adalah seorang yang termasyhur sebagai ibu bijaksana; demi pendidikan anaknya ia sampai tiga kali berpindah rumah. Bingcu menjadi manusia besar antara lain berkat kebijaksanaan sang bunda.

Bingcu hidup pada jaman peperangan (Cian Kok) yang merupakan bagian akhir jaman dinasti Ciu. Keadaan jauh lebih buruk dari jaman NABI khongcu. Di samping kekacauan dan penderitaan merajalela, juga berkecamuk berbagai aliran sesat yang membahayakan Ajaran Agama yang besar.

Bingcu sangat prihatin dan khawatir akan hal itu, maka dalam menebarkan dan menegakkan Agama, Bingcu bersikap sangat tegas dan bahkan keras kali di bandingkan cara NABI; ia tidak mengenal kompromi terhadap penyelewengan. Ia secara blak-blakan mengecam para raja dan penguasa lemah dan ingkar dari Jalan suci.

Ia di beri gelar A Sing atau wakil NABI.

Adapun sifat-sifat Bingcu antara lain :

1. Selalu memperhatikan soal-soal detail 6. Sering menyerang aliran-aliran sesat

2. Perkataannya selalu terang 7. Pandai berdebat

3. Sering menentang tapi membangun, 8. Selalu menarik

4. Pandai Bicara 9. Penuh percaya diri

5. Nampak angkuh 10. Selalu membela prinsip

Read More......

Rabu, 06 Oktober 2010

HARLAH NABI

HARI LAHIR NABI KONGZI (ZHI SHENG DAN) KE 2561
RIWAYAT KELAHIRAN NABI KONGZI

Sembahyang di Bukit Ni (Ni Qiu)
Jaman Chun Qiu, tatkala raja dinasti Zhou Ling Wang, memerintah 20 tahun, tersebutlah di negeri Lu, seorang perwira yang bertubuh besar, kuat serta gagah perkasa , bernama Kong He, alias Shu Liang.

Lebih dari itu beliau adalah seorang yang sederhana, jujur dan satya. Beliau satya kepada Tian, berbakti kepada leluhur dan mencintai serta tenggang rasa kepada sesamannya.

Beliau sudah berputeri 9 orang dan berputera seorang, namun sayang, anak laki-laki yang hanya seorang, yang diberi nama Meng Pi atau Po Ni itu semenjak kecil telah cacat lumpuh kaki, sehingga di pandang tak dapat melanjutkan kurun keluarganya. Hal ini amat mendukakan hati beliau yang tak ingin patah penghormatan kepada leluhurnya. Ikut merasakan suasana prihatin itu, istri beliau, ibu Yan Zheng Cai, sering mengikuti suaminya naik ke bukit Ni. Melakukan puja dan doa kehadirat TIAN, agar di karuniai seorang putera yang suci dan mulia untuk melanjutkan kurun keluarganya.

Muncul Sang Qilin

Doa suci ibu yang khusuk dan penuh iman itu telah berkenan kepada TIAN. Suatu malam Ibu Yan Zheng Zai beroleh penglihatan; datanglah Malaikat Bintang Utara dan berkata kepadanya, “Terimalah karunia Tuhan Yang Maha Esa seorang putera agung dan suci, serang Nabi. Engkau harus melahirkannya di lembah Kongsang”

Benarlah, sejak saat itu Ibu Yan Zheng Zai mulai mengandung. Beberapa lama kemudian, Ibu Yan Zheng Zai beroleh penglihatan lain: Datanglah kepadanya Sang Qilin, hewan suci berwujud seperti seekor kijang atau anak lembu, bertanduk tunggal dan bersisik seperti seekor naga. Dari mulutnya menyemburkan keluar sepotong Kitab dari batu kumala (Yu Shu) yang bertuliskan, “Putera Sari Air Suci akan menggantikan dinasti Zhou yang sudah lemah dan akan menjadi raja tanpa mahkota(Suwang)” ibu Yan Zheng Zai mengikatkan pita merah pada tanduk hewan suci itu.


Qilin mengandung kias sifat negatif dan positif (Yin-Yang), hanya muncul kalau ada raja suci memerinta, seperti pada jaman Raja Suci Yao dan Shun.

3. Lahir Nabi Kongzi

Pada malam suci tanggal 27 Ba yue (ada yang menghitung bertepatan dengan tanggal 3 oktober, ada yang menetapkan tanggal 28 september) 551 SM. lahirlah Nabi Kongzi di dunia yang sudah lama MenantikanNya itu.

Dikisahkan, malam itu, saat menjelang kelahiran, muncul dua ekor naga berjaga-jaga diantara gunung-gunung dekat bangunan tua dilembah Kongshang tempat kelahiranNya. Mereka datang untuk menyambut dan mengabarkan datangnya sang ‘Muduo’, genta rohani TIAN, yang kelak akan membawakan perubahan dalam peradaban manusia hidup menempuh Jalan Suci, menggemilangkan Kebajikan dan menegakkan Firman TIAN di dalam hidupnya. Sungguh hari yang mulia ini penuh arti dan tidak dapat dilupakan bagi umat yang beriman kepadanya.

“Memang Tian Telah mengutusnya sebagai Nabi” (sabda suci IX: 6)

Malam itu bintang kutub utara memancarkan cahayanya yang gemilang ke permukaan bumi yang ke lain, dari jauh terdengar suara musik yang merdu alun suaranya. Tak lama tampak terbang mendatang pemain musik di angkasa dengan lagu-lagu pujiannya.

Sungai kuning (Huang He) yang biasa bergolak mengalir dengan airnya yang kuning berlumpur itu, sungguh ajaib, airnya menjadi jernih, mengalir dengan tenangnya. Dari langit terdengar sabda, “Tian, telah berkenan menurunkan seorang putera yang Nabi”. Langit jernih bertabur bintang-bintang, bumi damai tentram. Angin bertiup sepoi-sepoi membawakan kesejukan dan besoknya matahari bersinar cemerlang dan hangat. Pada tubuh sang bayi nampak 49 tanda-tanda yang menunjukkan “kepadanya Tian menaruhkan Firman menolong dunia yan tenggelam dan ingkar dari jalan suci itu. Di dadanya tersurat (sang pembangun Damai tertib Dunia)

4. Nama Nabi Kongzi

Berdasarkan tempat sang Bunda bermohon karunia Tian di Ni Qiu (bukit Ni), maka oleh bapak Shu Liang He sang bayi diberi nama ‘Qiu’ yang berarti ‘Bukit’, alias ‘Zhong Ni’ yang berarti ‘Putera Kedua dari Bukit Ni’

Dari keterangan diatas dapat kita ketahui bahwa nama lengkap beliau adalah ‘Kong Qiu’ alias ‘Zhong Ni’; sedang para murid dan orang-orang jaman itu menyebutnya ‘kongzi’ atau ‘kongfuzi’ yang berarti ‘Guru agung Kong’ atau Confucius (bahasa latin).Demikianlah telah lahir ‘Da Cheng Zhi Sheng Kongzi’ untuk menolong dunia yang telah ingkar dari jalan suci, menggemilangkan firman TIAN (Tian Ming) bagi seluruh umat manusia, mengajarkan umat manusia untuk senantiasa mengembangkan watak sejatinya (Xing) agar berperilaku penuh Cinta Kasih terhadap sesama, menegakkan dan menjalankan Kebenaran/Keadilan/Kewajiban, berprilaku Susila, Bijaksana dan Dapat dipercaya di dalam kehidupan ini.

Huang Yi Shang Di, Wei Tian You De!

Shanzai!



Hakekat sebuah NARASI



Gelap kelam alam malam,

Suara terdengar, tak tampak yang mendengar – tak tampak yang didengar.

Mata melihat, namun seakan tak melihat apa yang dilihat.

Sepoi dingin , semilir dingin-angin dingin di Bukit Nie bertiup menerpa.

Menggoyang daun ranting – cabang dahan, rimbun ribu pepohonan.

Menggoyang ia semak belukar ilalang-ilalang panjang.


Di sana-sini, diantara lubang – lubang,

Batu-batu kerikil tajam, terhampar berserak,

Kaki menapak, meniti setapak jalan setapak, Menurun,berliku,belok menanjak.

Dupa nyala digenggam – erat didekap. Tersebar aroma menyebar,

Menggapai-mencapai sampai ke empat penjuru Dunia.

Ibunda Gan Tien Cay, sujud didalam doa – ber Doa.



HUANG YI SHANG DI-WEI TIAN YOU DE

HUANG YI SHANG DI-WEI TIAN YOU DE.

Sungguh maha besar TIAN-senantiasa TIAN melindungi kebajikan.

Sungguh maha besar TIAN-senantiasa TIAN melindungi kebajikan.


27 Peh Gwee 551 SM

Dua ekor Naga, - lima Malaikat Tua, berjaga,

Menghantar, mengawal, datang tibanya seorang putera,

Bagai raja tanpa Mahkota.

Kesunyian yang mengundang kesepian,

Pupus terhapus alunan merdu nyanyian lagu-lagu pujian.

Langit jernih – damai tenteram Bumi – cerah terang sinar matahari,

Memang TIAN telah mengutus Nya sebagai NABI (S.S.IX.6).


Seorang putera telah datang membawa suara Bok Tok TIAN Yang Maha Besar ditempat Yang Maha Tinggi,

Kepadanya TIAN berkenan menurunkan Firman,

Untuk menolong Dunia yang telah lama lupa

Yang telah lama ingkar – selalu tampak menghindar,Jauh semakin jauh,

Tenggelam dalam bahkan semakin dalam – kedalam perilaku perbuatan.

Sunggu hari ini – hari yang mulia, penuh makna dan arti.

Tidakkah terlupakan, bagi segenap Insan,

Yang telah beroleh Iman kepada yang Mulia NABI??


HUANG YI SHANG DI - WEI TIAN YOU DE.

HUANG YI SHANG DI - WEI TIAN YOU DE.

Shanzai !!

Read More......

Selasa, 05 Oktober 2010

Sebuah Titik Hitam


MOTIVATIO
Sebuah Titik Hitam

Saat pelajaran dimulai, seorang guru mengeluarkan selembar kertas putih yang di tengahnya ada sebuah titik hitam.
Sambil menunjukkan kertas itu kepada murid-muridnya ia bertanya, “Apa yang kalian lihat, anak-anak?”

Murid-muridnya serempak menjawab, “sebuah titik hitam, Bu.”

“Kenapa kalian hanya berkonsentrasi pada titik hitam yang melambangkan kegelapan, kesengsaraan, penderitaan, pikiran negatif, cemburu dan sebagainya? Apakah kalian tidak melihat bagian besar dari kertas ini yang berwarna putih?” tanya ibu guru.

Pesan

Kita harus melihat sisi positif dari setiap kejadian yang tidak menyenangkan. Dengan demikian, kita bisa mengambil hikmahnya. Dengan berfokus pada bagian yang terang sebenarnya kita bisa merasakan keceriaan atau kebahagiaan. Sebaliknya, kita akan terkungkung oleh penderitaan, kesengsaraan, dan beban hidup bila kita hanya melihat sisi gelap dari setiap kejadian yang tidak menyenangkan...

Read More......

Selasa, 28 September 2010

Sembahyang Zhong Yuan (Chit Gue Pua)

Oleh Js.Ir.Djohan Adjuan

HARI sembahyang besar dalam agama Khonghucu, bulan ke-7 tanggal 15 Imlek (Chit gue pua), diadakan Sembahyang kepada Arwah Leluhur.
Dan tanggal 29 bulan 7 Imlek juga diadakan Sembahyang Arwah Umum, yaitu arwah gentayangan yang tidak mendapat persembahyangan dari sanak keluarganya (disebut juga hari Ching He Phin/ King Ho Peng).Makna dari kedua hari sembahyang tersebut diatas adalah merupakan: (1) sembahyang penghormatan arwah dan pengenangan kembali atas kebajikan semasa hidup para leluhur, (2) juga berdoa kepada Thian/Tuhan YME, semoga berkenan memberikan tempat yang tenteram damai dalam cahaya kemuliaan nan suci dalam Kebajikan Tuhan. (3) juga merupakan perwujudan dari perilaku Berbakti.
Makna Bakti itu sangat luas dijabarkan dalam agama Khonghucu. Di dalam Kitab Bakti/ Xiao Jing tertulis : ”Mendidik rakyat untuk saling mangasihi, tiada jalan yang terbaik dari pada menanamkan budaya berbakti. ….Perilaku Berbakti itu ialah pokok kebajikan, dari padanya agama berkembang. Maka seorang Susilawan mengutamakan Pokok; sebab setelah pokok itu tegak, niscaya jalan suci akan tumbuh, perilaku berbakti dan rendah hati adalah perwujudan dari Cinta Kasih dan Kebajikan…. Hal tubuh, anggota badan, rambut dan kulit, diterima dari ayah dan bunda, maka perbuatan kita tidak membiarkannya rusak adalah permulaan berbakti. Menegakkan diri hidup melaksanakan Jalan suci/Dao, meninggalkan nama baik di jaman kemudian sehingga memuliakan ayah dan ibu, itulah akhir perilaku berbakti…..berbakti itu dimulai dengan mengabdi kepada orang tua, selanjutnya mengabdi kepada pemimpin, dan akhirnya menegakkan diri”.
Nabi Khongcu bersabda: ”Langit mempunyai ketertiban, bumi mempunyai kebenaran dan manusia mempunyai perilaku. Maka ketertiban langit dan bumi itu menjadi teladan rakyat. Oleh terang langit, bumi menjadi subur dan memberi kemakmuran. Sungguh besarlah makna berbakti itu, bila itu terlaksana, maka dalam mendidik tidak diperlukan kekerasan akan berhasil; dan dalam pemerintahan akan tertib terselenggara tanpa perlu penerapan hukum yang menyiksa. ” Didalam kitab Kesusilaan/ Lee Ji tertulis :”… Rumah tangga tidak diatur baik-baik, itu tidak berbakti; Mengabdi pada pimpinan tetapi tidak setia, itu tidak berbakti; Menjalankan kewajiban dalam jabatan tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, itu tidak berbakti; Dalam persahabatan tidak dapat dipercaya, itu tidak berbakti; Bertugas dalam medan perang tetapi tidak ada keberanian, itu tidak berbakti; bila tidak dapat melaksanakan 5 perkara itu, berarti mencemarkan nama baik orang tua, maka beranikah tidak bersungguh-sungguh?”…”Memotong pohon ataupun hewan tidak pada waktunya (yang belum berkembang biak) itu juga perbuatan yang tidak berbakti.”
Nabi Khongcu bersabda: ”Diantara watak-watak yang terdapat antara langit dan bumi, sesungguhnya manusialah yang termulia. Diantara perilaku manusia, yang termulia adalah berbakti. Diantara perilaku berbakti, yang termulia adalah menaruh hormat kepada orang tua. Dan wujud hormat pada orang tua, tiada yang lebih mulia daripada bersujud hidup selaras dengan firman Thian”.
“Adapun yang dinamai berbakti itu ialah dapat melanjutkan cita-cita mulia dan dapat mengikuti usaha mulia dari leluhurnya” (Cung Yong XVIII:2) Dalam hal orang tua berbuat salah, (Nabi Khongcu mengajarkan) sebagai anak wajib mengingatkannya, tetapi dengan lemah lembut. Bila tidak didengar juga, maka bersikaplah lebih hormat lagi dan jangan melanggar (kurang ajar). Meskipun bercapai lelah, janganlah menggerutu.
Perilaku berbakti kepada orang tua adalah tidak melanggar kesusilaan; “Pada saat hidup, layanilah dengan kesusilaan, saat meninggal dunia, makamkanlah sesuai dengan kesusilaan dan sembahyangilah sesuai kesusilaan”.(Lun Yi II:5)
Dalam berkata ingatlah akan orang tuamu, ingat akan leluhurmu. Maka dengan bersembahyang kepada arwah leluhur menjadikan orang senantiasa ingat akan tanggung jawabnya kepada yang telah mendahulu. Ia akan membina diri, hati-hati dalam perbuatan dan takut menodai mereka yang telah mendahulu. Dengan hormat kepada leluhur, berarti pula hormat satya kepada Thian, membawa perbuatannya berkenan kepada Thian sehingga boleh membawa berkah bagi dunia.
Demikianlah pada bulan 7 tanggal 15 Imlek, dilakukan sembahyang kepada arwah leluhur, dan tanggal 29 bulan tujuh Imlek dilakukan pula sembahyang kepada segenap arwah umum yang telah mendahulu dan semuanya hendaklah meneguhkan iman kita satya melaksanakan Firman Thian, berperi cinta kasih, tenggang rasa kepada sesama mahluk hidup serta menyayangi lingkungan alam sekitar. Janganlah melupakan pendahulu kita meski telah jauh terpisah oleh alam yang berbeda. Perbuatan yang selaras dengan firman Thian itu akan banyak membawa berkah.(Penulis pengurus MAKIN Medan)
Sumber : Pontianak Post

Read More......

Rabu, 22 September 2010

Memeriksa Kondisi Kesehatan Dari Wajah

Kesehatan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, mencegah lebih baik dari pada mengobati. Menurut ilmu medis China, wajah merupakan jendela kondisi kesehatan kita. Dahi, hidung, dagu, pipi sebelah kanan maupun kiri, masing-masing zona memberikan petunjuk tentang kondisi kesehatan tubuh. Dokter Maoshing Ni, Ahli Kesehatan khusus kolesterol melalui tulisannya di Yahoo mengatakan jika kita ingin mengetahui kondisi kesehatan kita, maka bacalah kode-kode yang terlihat di wajah kita.

Dahi

Dahi berhubungan dengan elemen api yang dapat diasosiasikan dengan jantung, usus dalam jaringan tubuh, serta pikiran dan jiwa. Saat memeriksa dahi, telitilah apakah terlihat kemerahan atau terdapat perubahan warna pada pembuluh darahnya. Hal itu bisa mengindikasikan masalah pada jantung. Perubahan warna dahi juga bisa disebabkan kondisi emosi seperti patah hati atau kehilangan. Mereka yang sering mengalami masalah emosi akan terlihat berkerut pada bagian antara kedua alis mata.
Serangan jantung dapat diindikasikan adanya perubahan warna hijau kebiru-biruan pada dahi. Jika anda mengalami perubahan warna pada dahi yang diikuti dengan jantung berdebar-debar, sakit kepala, nafas pendek, rasa geli atau saikt pada tangan kiri, segera kunjungi dokter kardiolog atau UGD secepatnya.

Hidung

Hidung berhubungan dengan elemen tanah yang mengindikasikan hubungan dengan perut, limpa dan jaringan pankreas. Gejala adanya masalah pada bagian-bagian tersebut, biasanya terlihat dengan adanya jerawat pada ujung atau samping hidung. Teliti kembali makanan yang kemarin dikonsumsi. Apakah anda terlalu banyak makan pedas, gorengan, lemak, atau mengandung coklat? jika jawabannya iya, pilihan menu anda menjadi penyebabnya. Akibatnya, anda mengalami masalah pencernaan, sembelit, atau diare.
Stres yang berlebihan juga bisa mengakibatkan pembuluh kapiler pada hidung pecah atau menimbulkan kemerahan pada hidung. Mereka yang memiliki pola hidup yang penuh tekanan dianjurkan melakukan meditasi atau teknik lainnya yang bisa meredakan stres.

Dagu


Dagu berhubungan dengan elemen air yang dapat diasosiasikan dengan keadaan ginjal dan jaringan kandung kemih, termasuk sistem hormonal dan kelenjar. Jerawat yang terus menerus timbul di sekitar dagu memperlihatkan hormon yang tak stabil. Umumnya, masalah itu disebabkan produksi estrogen atau testosteron yang berlebihan dan cenderung diikuti dengan pola menstruasi yang tidak teratur pada perempuan dan gejala prostat pada laki-laki.
Perhatikan juga area bagian atas bibir yang berhubungan dengan keadaan rahim dan indung telur pada perempuan dan prostat serta kelamin pada laki-laki. Adanya garis horizontal pada bagian atas bibir atau adanya perubahan warna dapat mengindikasikan ketidaksuburan atau masalah kandungan seperti kista.
Berdasarkan ilmu medis China, orang yang memiliki dagu kecil, secara genetis memilki kecenderungan kelemahan pada ginjal dan kandung kemih. Namun, tak semua orang yang memiliki dagu kecil akan mengalami penyakit ginjal. Hanya saja, mereka sebaiknya berhati-hati karena memiliki kecenderungan tersebut. Penyakit itu juga bisa dicegah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat untuk mencegah kondisi tersebut.

Pipi Kanan


Pipi sebelah kanan berhubungan dengan elemen logam, artinya bagian itu berhubunagn dengan paru-paru dan jaringan usus besar. Masalah pada organ-organ tersebut dapat memunculkan perubahan warna, noda, dan masalah kulit pada pipi kanan. Jerawat lembut, muncul eksim atau kemerahan bisa menunjukkan terjadinya sakit flu. Sakit paru atau pernafasan dapat memicu perubahan pada pipi kanan.
Orang yang sering mengalami alergi pernafasan atau asma, cenderung memiliki pipi kanan kemerahan, eksim bersisik, kasar, berwrana hijau kebiruan yang menunjukkan panas berlebihan pada sistem pernafasan atau kurang oksigen. Mereka yang mengalami gejala tersebut sebaiknya langsung ditangani dengan tepat.

Pipi Kiri


Pipi kiri berhubungan dengan elemen kayu, atau hati atau jaringan kantong empedu.
Pembuluh kapiler pecah dan kemerahan disamping hidung mengindikasikan panas atau sumbatan racun pada hati. Pembengkakan urat, kemerahan, menunjukkan sinyal tekanan darah tinggi. Warna kekuningan dibawah mata kiri menunjukkan adanya batu empedu atau tingginya kadar trigleserit atau kolesterol.
Masalah pada area wajah pipi kiri juga menunjukkan emosi seperti marah dan depresi karena hati dan batu empedu termasuk dalam sistem saraf.

Anda harus senantiasa memperhatikan gejala-gejala pada tubuh tersebut yang dapat menunjukkan ketidakseimbangan. Dengan mengetahui gejala tersebut, anda bisa mengetahui masalah yang anda alami dan dapat melakukan observasi lebih dalam lagi pada bagian tubuh lainnya seperti mata, lidah, dan kuku.

Read More......

“TIONG CHIU PIA / ZHONG QIU PING”


Teks Doa Sembahyang Tiong Chiu / Zhong Qiu

Kehadirat Tian Yang Maha Besar di Tempat Yang Maha Tinggi, dengan bimbingan Nabi Agung Kong Zi. Dipermuliakanlah !

Segenap puji dan syukur kami naikkan, berkenan Tian pada malam suci bulan purnama, bulan delapan Yinli ini kami berhimpun bersama untuk melaksanakan ibadah sembahyang Zhong Qiu, mensyukuri rahmat dan karunia yang telah Tian limpahkan bagi kehidupan semua makhluk di dunia ini.

Tian telah menciptakan alam semesta dan menjelmakan segenap makhluk, melengkapinya, sehingga genaplah San Cai (Tiga Dasar Kenyataan) :
TIAN (天) sebagai Khalik yang wajib kami Satya, bakti dan sujudi.
Di (地), Bumi semesta alam sebagai ciptaan TIAN yang mewujudkan Kemaha Kuasaan dan Maha Kasih Tian, dan
Ren (人), manusia sebagai yang terluhur diantara makhluk di muka bumi ini, yang mengemban Firman Tian (天命 Tian Ming) di dalam hidupnya, sehingga boleh berkembanglah Kebajikan, Pancaran Kemuliaan Tian.

Sembah dan sujud kami pada malam suci ini Tian berkenan menerimanya, semoga meneguhkan iman dan satya kami dalam menghayati Firman Tian yang menjadi Watak Sejati (性 Xing) manusia dan mengamalkannya, yakni :

Sadar untuk selalu berusaha hidup di Jalan Suci (道 Dao) , tenggang rasa, tepasalira kepada sesama dan memahami peranan agama sebagai pembimbing di Jalan Suci, sehingga berkah rahmat sentosa dan bahagia boleh meliputi penghidupan ini.

Dijauhkahlah hati kami dari segala kelemahan, sifat keluh gerutu kepada Tian dan sesal penyalahan terhadap sesama manusia. Senantiasa dapat tekun belajar hidup benar dari tempat yang rendah ini terus maju menuju tinggi menempuh Jalan Suci. Dikuatkanlah iman kami, yakin Tian senantiasa penilik, pembimbing dan penyerta hidup kami.

Shanzai !


MAKNA SEMBAHYANG ZHONG QIU 中秋
BA YUE SI WU- 15 Bulan 8 Yinli/Kongzili

OLEH : WS. MULYADI


PENGERTIAN ‘ZHONG QIU’ / Tiong Chiu
Zhong (中)= Tengah
Qiu (秋)= Musim gugur/rontok
Zhong Qiu (中秋) = Pertengahan musim rontok/gugur

Pada saat itu bulan paling bulat dan terang sepanjang tahun. Dilambangkan dengan kue yang bulat melambangkan terangnya bulan menyinari bumi.

Upacara sembahyang ini dilaksanakan setiap tanggal 15 bulan 8 Yinli/Kongzili (Ba Yue Si Wu) sebagai pernyataan syukur kepada Malaikat Bumi yang membawakan berkah atas Kebajikan (Fu De Zheng Shen / Tu Shen / Du Di Gong). Dilakukan dihadapan altar leluhur, Fu De Zheng Shen maupun di Kong Miao / Litang dengan sajian khusus berupa kue ‘Zhongqiu Bing’ (Tiong chiu Pia). Pada saat itu biasanya para petani merayakannya dengan penuh suka cita pula atas berkah dan hasil panen yang melimpah.

Menghormat kepada Fu De Zheng Shen hendaknya mengingatkan kita kepada Sabda Nabi Yi Yin, “Sungguh Miliki Yang Satu itu – Kebajikan” (Xian You Yi De). Dialah yang benar-benar berkenan kepada Tian. Jangan berkata Tian memihak, hanya Tian senantiasa melindungi yang satu, yaitu Kebajikan. Ingatlah bahwa, “Hanya Kebajikan sajalah yang berkenan kepada Tian. Memang hanya satu, Kebajikan” (惟 德 动 天 Wei De Dong Tian. 咸 有 一 德 Xian You Yi De)



LATAR BELAKANG ZHONG QIU

A.SEJARAH

1.Tradisi/adat

Sembahyang Dewi Bulan yang dihubungkan dengan posisi bulan bagi masyarakat pertanian (agraris). Sinar rembulan dianggap dapat memberikan kesuburan pada tanah bagi kaum petani dan pada malam purnama ini juga diikuti dengan musim panen.Mereka mengungkapkan rasa syukur dan suka cita pada saat itu.



2. Legenda Dewi bulan



Pada jaman dahulu ada 10 matahari yang sangat mempengaruhi kehidupan di bumi ini khayangan/langit matahari yang 9 dipanahnya hingga sisa satu. Dengan peristiwa tsb, membuat marah Yi Wang Ta Tie dan menghukum Ho Yi dan istrinya Chang Er dengan cara menjadikan mereka seperti pasangan biasa yang hidup di atas dunia. Suatu hari mereka menemukan obat awet muda sepanjang masa yang dimakan oleh istrinya sehingga tubuhnya menjadi ringan dan terbang menuju ke bulan. Sejak saat itulah Ho Yi tidak pernah menemui istrinya lagi. Maka pada saat bulan 8 tanggal 15 ia selalu menanti datangnya sang rembulan.

3. Lambang Perjuangan rakyat

Pada tahun 1206-1368 Masehi, selama 89 tahun Tiongkok dijajah oleh bangsa Mongol pimpinan Tieh Mu Chen pendiri Dinasti Ming. Sampai akhirnya dapat membebaskan diri berkat upaya Zhu Yan Chang yang menyampaikan pesan-pesan rahasia yang dibagikan melalui kue bulan kepada rakyat. Sejak itulah berdiri kerajaan Tiongkok pertama dibawah Dinasti Ming (1368-1644 SM). Kepemimpinan Tieh Mu Chen digantikan oleh adiknya bernama Hu Pit Lei Han (Ku Bilai Khan), pendiri Dinasti Yuan (1206-1368 M).

B. TRADISI

Pesta lampion menyambut saat purnama raya, memiliki keindahan tersendiri. Pada jaman dahulu kaum wanita jarang bepergian, pada malam purnama raya inilah dimanfaatkan oleh kaum muda-mudi untuk menikmati hiburan rakyat dan saling berkenalan bahkan untuk menemukan pasangan hidupnya.


C. Keagamaan (Religius)

• Ungkapan rasa syukur kepada Malaikat Bumi (Fu De Zhen Shen/Too Ti Kong/Hok Tek Cheng Sin) = Malaikat pembawa berkah atas Kebajikan.

• Ungkapan rasa syukur kepada Tian oleh para petani terutama di belahan bumi sebelah utara yang mengalami musim panen.

• Mereka melakukan sembahyang kehadapan Malaikat Bumi yang telah memberikan berkah atas kebajikan dengan sajian Zhong Qiu Pia.


Sabda Nabi Yi Yin (Nabi I Ien)

“Wei De Dong Tian - 惟 德 动 天

Hanya Kebajikan berkenan kepada Tian !

Jangan berkata Tuhan memihak kepadaku, hanya Tuhan senantiasa melindungi yang satu, yaitu Kebajikan – Xian You Yi De ” - 咸 有 一 德


Sembahyang 4 musim



Umat Ru (Khonghucu) melakukan sembahyang pada :


1. Musim Semi (Chun) disebut Yue

2. Musim Panas (Xia) disebut Di

3. Musim Gugur (Qiu) disebut Chang

4. Musim Dingin (Dong) disebut Zheng






Tersurat dalam Liji.XXII.24

”Upacara sembahyang Yue dan Di mengungkapkan kebenaran sifat Yang (positif, terang atau mengembang), upacara sembahyang Chang dan Zheng mengungkapkan kebenaran sifat Yin (negatif, gelap atau mengkerut)”


Kitab Zhong Yong XVIII : 1-3 halaman 56
Nabi bersabda, “Sungguh sempurna Laku Bakti Raja Wu dan Pangeran Zhou.
“Adapun yang dinamai berbakti ialah dapat baik-baik meneruskan pekerjaan mulia manusia/orang tuanya.
“Di dalam bersembahyang Musim Semi dan Sembahyang Musim Rontok hendaklah dibangun kembali Miao leluhur, diatur rapi barang-barang warisannya, diatur rapi pakaian-pakaiannya dan disajikan makanan sesuai dengan musimnya”


Tersurat dalam kitab LIJI.XXI.BAGIAN I.8-9

• Zhong Ni (Nabi Kongzi) menyelenggarakan sembahyang leluhur pada musim rontok (Chang), beliau maju menaikkan sajian kepada orang tuanya yang sudah marhum; tindak-lakunya begitu khusuk-tulus; tetapi langkah kakinya pendek-pendek dan sering diulangi.

• Seorang anak berbakti bila akan menyelenggarakan upacara sembahyang, selalu dipikirkan agar segala sesuatunya sudah siap tersedia; dan bila waktunya telah tiba, segala keperluan sudah harus siap; kemudian, dengan fikiran yang kosong (dari perkara lain), ia mengatur penampilannya.

• Bangunan dan ruang ibadah sudah diperbaiki, tembok dan atap sudah dibetulkan, beratus peralatan sudah siap, suami-isteri berjaga dan berpuasa, mandi dan berkeramas, digunakan pakaian lengkap. Ketika masuk membawa segala peralatan, betapa ia sungguh-sungguh dan tenang, betapa ia meresapi makna upacara, seolah-olah tidak kuasa mengangkat, seolah khawatir jatuh: sungguh, kalbunya sempurna dipenuhi rasa hormat dan semangat bakti. Diajukan sajian selengkapnya; dipagelarkan upacara dan musik, dan disiapkan beratus petugas untuk berbagai jawatan. Semua peralatan itu membantu mengungkapkan cita dan maksudnya. Terjadilah kekhusukan yang menjalinkan kepada Shen Ming (Roh suci yang disujudi). Demikianlah dilakukan persembahan, demikianlah diterima persembahan itu. Demikianlah semangat seorang anak berbakti.


Li Ji IVD Bagian III3.16

• Amanat diberikan kepada Taishi (Pencatat Sejarah Agung) untuk membuat daftar para rajamuda berbagai negeri untuk diberi tugas sesuai dengan keberadaannya, dan hewan korban yang diminta dari padanya untuk bersama menyiapkan upacara sembahyang kepada Huang Tian Shang Di (Tuhan Yang Maha Besar, Maha Kuasa, di tempat yang Maha Tinggi) dan di altar untuk Malaikat Bumi dan Gandum (She Ji). Amanat juga diberikan kepada negeri-negeri yang diperintah para pangeran yang semarga, untuk menyediakan bersama, makanan ternak dan padi-padian untuk makanan hewan korban) Miao leluhur.


Satu Yin dan satu Yang= Dao (Jalan Suci)
Yi Jing Babaran Agung A.V.24

• Dalam persembahyangan pada musim panas (di) berkaitan dengan unsur ‘yang’ – pada bulan kelima (wu yue)

• Dalam persembahyangan musim gugur (chang) berkaitan dengan unsur ‘yin’, karena bulan purnama (yuan yue) pada saat itu yang lebih sempurna.


Yi Jing Babaran Agung B.V.(32)
“Begitu matahari pergi, datanglah bulan. Begitu bulan pergi, datanglah matahari. Matahari, Bulan, saling mendorong/bergantian dan terbitlah terang. Dingin pergi panas datang. Panas pergi dingin datang. Dingin dan panas saling mendorong dan sempurnalah masa satu tahun. Yang pergi itu berkurang kian berkurang. Yang datang itu tambah kian bertambah. Proses kian berkurang, kian bertambah, saling mempengaruhi dan membawakan berkah untuk pertumbuhan/kehidupan

Read More......

Buletin MAKIN-PAKIN Cimanggis (semoga bermanfaat)

Para dq.sedikit meriview bulletin yang telah kami buat dan telah juga diterbitkan pada tanggal 5 september 2010.. ternyata banyak yang dari para dq. yang tidak mendapatkannya.. maka dari itu kami pun bermaksud untuk berbagi ilmu dan pengetahuan dengan apa yang telah kami dapatkan.. bila ada kesalahan mohon di koreksi..B

buletin ini merupakan buletin yang bersumber dari umat dan untuk umat. berikut isi dari bulletin tersebut :

BULETIN AGAMA KHONGHUCU

MAKIN-PAKIN CIMANGGIS/ SUKMAJAYA KOTA DEPOK

EDISI : I/IX/2010



Media Komunikasi, Edukasi, dan Komunikasi

Dari Umat dan Untuk Umat

SEMBAHYANG JING HE PING / JING HAP PING

Teks doa :

Kehadirat Tian, dengan bimbingan Nabi Kong Zi, Dipermuliakanlah! Semoga beroleh kami kekuatan dan kemampuan menjunjung tinggi Kebenaran dan menjalankan Kebajikan.


Puji dan syukur kami panjatkan dalam bulan suci Chiet Gwee ini, diperkenan kami berhimpun melaksanakan sembahyang penghormatan dan pengenangan kembali atas arwah para leluhur, umat yang telah lebih dahulu menunaikan kewajiban hidupnya di atas dunia ini.

Semoga bagi para arwah leluhur itu berkenan Tian memberikan tempat yang tentram dan damai dalam cahaya kemuliaan kebajikan, Cahaya Suci Tian.

Dipermuliakanlah!

Para leluhur, para saudara serta segenap umat yang telah mendahulu dalam rakhmat Tian dengan bimbingan Nabi Kong Zi, terimalah hormat dan persembahan kami. Saat ini kami kenangkan kembali sejarah kemanusiaan di muka bumi ini, bahwa yang dapat kami miliki dan alami serta jalankan dalam hidup yang kini tidak dapat lepas dari yang telah lampau.

Sebagai penerus daripada hal-hal yang lama, dari peristiwa-peristiwa yang lalu, yang baik maupun yang buruk, yang menyenangkan maupun yang menyedihkan, semuanya itu menjadi pelajaran bagi kami yang masih menunaikan kewajiban hidup saat ini, juga bagi generasi penerus di masa mendatang.

Dan sembahyang yang kami selenggarakan ini, semoga menjadi kenangan yang memberi dorongan dan kesediaan untuk selalu mengusahakan diri dalam Kebajikan, karena daripadanyalah boleh diturunkan berkah dari rakhmat Tian.

Dipermuliakanlah!

Sembah dan sujud ke hadirat Tian, semoga jauhlah hati dari segala kelemahan, dari keluh gerutu kepada Tian, dari sesal penyalahan kepada sesama, dapat tekun belajar hidup benar, dari tempat yang rendah ini menuju tinggi menempuh Jalan Suci. Teguhlah Iman, yakin Tian senantiasa Penilik, Pembimbing dan Penyerta kehidupan ini. Shanzai!

MAKNA PERSEMBAHYANGAN JING HE PING

Demikianlah laku bakti itu : Langit mempunyai ketertiban, bumi mempunyai kebenaran dan rakyat/manusia mempunyai prilaku. Maka ketertiban langit dan bumi itu menjadi teladan rakyat. Oleh karena langit, bumi menjadi subur dan member keberuntungan. Sungguh besarlah makna laku bakti. Di antara watak-watak yang terdapat langit dan bumi, sesungguhnya manusialah yang termulia. Di antara perilaku manusia tiada yang lebih besar daripada laku bakti. Di dalam laku bakti tiada yang lebih besar daripada menaruh hormat kepada orang tua dan hormat kepada orang tua itu tiada yang lebih besar daripada bersujud dan hidup selaras dengan Firman Tuhan.

Seorang Susilawan mengutamakan pokok, sebab, setelah pokok itu tegak, niscaya Jalan Suci itu akan tumbuh. Laku bakti dan rendah hati itulah pokok perilaku Cinta kasih, Pokok Kebajikan. Dalam berkata, ingatlah akan orang tuamu, ingat akan leluhurmu. Maka dengan sembahyang kepada arwah leluhur menjadikan orang senantiasa ingat akan tanggung jawabnya kepada yang telah mendahulu. Ia akan membina diri, hati-hati dalam perbuatan dan takut menodai mereka yang telah mendahulu. Dengan hormat kepada leluhur berarti pula hormat setia kepada Tian, membawa perbuatannya berkenan kepada Tian sehingga boleh membawa berkah bagi dunia.

Demikianlah pada bulan 7 Imlek / Yinli, dilakukan sembahyang kepada leluhur, dilakukan pula sembahyang kepada segenap arwah yang telah mendahulu dan semuanya hendaknya meneguhkan iman kita setia melaksanakan Firman Tian dan mencintai, tenggang rasa, tepa salira kepada sesama makhluk Tian dan menyayangi lingkungan hidupnya. Jangan lupakan biar kepada mereka yang telah jauh. Perbuatan yang selaras dengan Firman itu akan banyak menurunkan berkah.

“Sesungguhnya laku bakti itu ialah pokok kebajikan. Daripadanya agama berkembang. Tubuh, anggota badan, rambut dan kulit, diterima dari ayah dan bunda. Perbuatan tidak berani membiarkannya rusak, itulah permulaan laku bakti. Menegakkan diri hidup melaksanakan Jalan Suci, meninggalkan nama baik di jaman kemudian sehingga memuliakan ayah dan ibu, itu akhir laku bakti. Adapun laku bakti itu dimulai dengan mengabdi kepada orang tua, selanjutnya mengabdi kepada pemimpin dan akhirnya menegakkan diri”.

Ucapan Terimakasih:

Kepada seluruh Donatur, Dermawan dan Simpatisan yang telah berparsipasi dalam pengumpulan dana dan sembako untuk pelaksanaan Sembahyang Jin He Ping. Semoga Tian senantiasa memberkahi. Shanzai!

LEBIH KENAL NABI KHONGCU

Para Dq. Murid Nabi Khongcu seluruhnya berjumlah 3000 orang dan yang menguasai ajaran Nabi ada 72 orang murid dan yang sangat bijaksana ada 12 orang atau yang sering kita sebut dengan DUA BELAS Murid Yang Bijak (SIEP JI TIAT). Nah dari yang 12 belas bijaksana.. masih ada murid Nabi yang beserta Nabi Khongcu atau bisa disebut juga EMPAT YANG JODOH..

Sekarang para dq. Kita mulai dulu ya!!! Dengan 12 yang sangat bijaksana siapa saja sich mereka.. berikut nama-nama tentang 12 yang bijaksana dan sedikit keterangan tentang pribadinya :

Bien Sun alias Cu Khian

Ia orang negeri Lo, 15 tahun lebih muda dari NABI, menurut catatan sejarah oleh Suma Chian, tetapi di dalam Kitab Ke Gi di tulis 50 tahun lebih muda. Ketika mula-mula menjadi murid Nabi Khongcu, ia nampak begitu lemah seperti menderita kelaparan dan ternyata kemudian lambat laun menjadi nampak sehat nampak puas.

Cu Khong bertanya mengapa ia dapat demikian, Bien Sun menjawab,

“Saya datang dari tengah-tengah rumpun bambu dan alang-alang ketika datang menghadap Guru. Guru telah melatih hatiku dalam cita dan laku bakti dan memberi contoh suri teladan raja-raja suci purba. Saya merasa suka dengan ajarannya, tetapi ketika saya ke luar dan melihat orang-orang dengan kekuasaannya, dengan payung, panji dan segala kemuliaan yang mengelilinginya, saya tertarik dengan pertunjukkan itu pula. Kedua hal itu saling menyerang dalam dadaku. Saya tidak dapat menentukan pilihan, maka Nampak berputus asa. Tetapi kini ajaran guru telah meresap demikian dalam di hati. Kemajuanku juga banyak mendapat bantuan oleh suri teladan kawan-kawan. Kini saya tahu apa yang harus ku ikuti dan apa yang harus ku hindari, dan segala kemuliaan oleh kekuasaan terasakan tidak lebih seperti debu belaka. Demikianlah kini saya Nampak sehat dan puas.


Bien Cu Khian termasuk murid Nabi Khongcu yang maju, terkenal akan kesucian dan laku baktinya.


2. Jiam Yong alias Tiong kiong,


Sebutannya Jiam Cu. Ia orang negeri lo, 29 tahun lebih muda dari Nabi. Ayahnya terkenal kurang baik perilakunya, tetapi Nabi menyatakan bahwa hal itu tidak mengurangi nilai perilaku kebajikan Jiam Yong.


3. Twanbok Su atau Cu Khong,

Orang negeri Wee, 31 tahun lebih muda dari Nabi. Ia seorang yang sangat luwes dan pandai bicara.

tentang Cu khong, Nabi bersabda, “sejak aku mendapatkan Su (Cu Khong), tiap hari datang siswa dari tempat-tempat yang jauh”

ketika raja muda King dari negeri Cee bertanya mengapa Tiong Ni (Nabi Khongcu) di sebut sebagai seorang Nabi; Cu Khong menjawab, “aku tidak tahu. Aku sepanjang hidup menjunjung langit, tetapi aku tidak tahu berapa jauh tingginya; aku menginjak bumi, tetapi aku tidak tahu berapa tebalnya. Di dalam mengikuti Guru aku laksana seorang yang kehausan lalu dengan sebuah gayung menciduk air dari sungai, dan di sana ia minum sepuas-puasnya tanpa mengetahui dalamnya sungai itu..”

Ketika ia berangkat memangku jabatan sebagai komandan daerah Sien Yang, Nabi menasehatinya, “Di dalam memperlakukan bawahan, tiada yang lebih daripada adil dan bila di karuniai kekayaan, tiada yang lebih baik daripada hidup sederhana. Pegang teguh dua perkara ini dan jangan menyimpang daripadanya. Menyembunyikan kepandaian orang adalah menutupi kebijaksanaan; membeberkan keburukan orang adalah bagian daripada orang rendah budi. Berbicara buruk tentang orang yang engkau belum berusaha mendapat kesempatan membimbing/ mengingatkannya adalah bukan jalan suci tentang persaudaraan dan keharmonisan.”

Cu khong pernah memangku jabatan tinggi di negeri Lo dan Wee wafat di negeri Cee. Ia sangat mencintai dan menghormati gurunya.


4. Tiong Yu atau Cu Lo alias Kwi lo.

Ia orang negeri daerah Pian, negeri Lo, hanya 9 tahun lebih muda dari Nabi.

Ketika pertama bertemu Nabi ia di tanya akan kegemarannya dan menjawab,

“Pedang panjangku. “Nabi bersabda, “Bila Kepandainmu itu ditambah dengan hasil belajar, engkau akan menjadi seorang susilawan (kuncu).”Cu Lo menjawab,”Apa faedahnya belajar? Di Gunung Selatan ada tumbuh rumpun bambu, batangnya keras dan lupus. Bila di potong dan dijadikan anak panah, akan dapat menembusi tebalnya kulit badak, apakah faedahnya belajar?” Nabi bersabda, “itu benar, tetapi bila anak panah itu engkau beri bulu dan mata dari baja, tidakkah akan menembus lebih dalam?” Cu Lo lalu membongkok dua kali dan mohon di terima sebagai murid.

Tentang Cu lo, Nabi bersabda, “Setelah kehadiran Cu lo, Tidak ada kata-kata jahat datang ke telingaku”.

Ketika Nabi pulang ke negeri Lo, Cu Lo bekerja sebagai panglima di negeri Wee; ia gugur tatkala di negeri itu terjadi pengkhianatan hasil komplotan ayah rajamuda negeri Wee yang mencari suaka di negeri Cien dan berusaha merebut kekuasaan dari tangan puteranya.

Cu lo seorang yang sederhana, Jujur dan kasar pribadinya Sangat mengundang simpatik

5. Phok Siang atau Cu He.

Ia kurang jelas asal-usulnya ada yang mengatakan ia orang negeri wee, gwi, Un. Usianya 45 tahun lebih muda dari Nabi dan berusia lanjut.

Pada tahun 406 SM, ia tercatat menyerahkan beberapa jilid kitab Suci kepada rajamuda Bun dari negeri Gwi. Ia termasyhur sebagai seorang punjangga yang banyak membaca dan saksama, bahkan lebih teliti.

Kitab Mao Si (kitab Sanjak yang di himpun orang marga mao) di dalamya terkandung pemikiran Cu He. Kong Yang Koo dan Kok Liang Cik juga menerima pengetahuan Kitab Chun Chiu dari Cu He.

Tambahan :

Kok liang cik => penyusun kitab chun chiu kok-liang Thwan

Kong yang ko => penyusun kitab chun chiu kong-yang Thwan.


6. Cwansun Su atau Cu Tiang

Orang negeri Tien, 48 tahun lebih muda dari Nabi.

Tentang Cu Tiang ini, Cu khong berkata, “ia orang yang tidak membanggakan jasa; ia tidak menunjukkan kegembiraan karena mendapatkan kedudukan terhormat; juga tidak besar mulut dan tidak lengah;tidak menunjukkan kesombongan kepada anak buahnya; demikianlah sifat Cwansun Su”

Untuk keenam murid Nabi yang lainnya..Tunggu Edisi berikut….!!!




KIDUNG ROHANI

JALAN KEBAJIKAN

Cipt: Tjoa Ang Tris (Bogor)

Betapa indah agung dan mulia

Jalan kebajikan yang nabi sabdakan

Lembut terasakan menyentuh kalbu

Genta sucimu gemakan kedamaian


Bimbing kami yah nabi khongcu

Di dalam ajaran mu

Agar kami dapat selalu

Berjalan di dalam kebajikan mulia


Hanya di dalam sabda nabi khongcu

Nabi agung sepanjang masa




JANGAN LUPAKAN DIA



Cipt : BS. Darma

Bila hati gelisah

Hidup rasa gelisah

Makan tak merasakan

Tidur tak bisa nyenyak


Jangan lupakan dia

Yang selalu membimbingmu

Dia akan menolong

Di kala kita susah



“Cinta kasih itulah Rumah sentosa dan Kebenaran itulah Jalan Lurus.

Kalau membiarkan Rumah Sentosa itu kosong dan tidak mau mendiaminya,menyingkiri Jalan Lurus itu dan tidak mau melewatinya ini sungguh menyedihkan”



(ren, ren an zhai ye; yi, ren zhi zheng lu ye. kuang an zhai er fu ju,she zheng lu er bu you , ai zai ! )

(Meng Zi IVA:10)

Read More......

SURAT DARI MANUSIA 2070

Yth. Manusia di tahun 2010
Aku hidup di tahun 2070. Aku berumur 50 tahun, tetapi kelihatan seperti sudah 85 tahun. Aku mengalami banyak masalah kesehatan, terutama masalah ginjal karena aku minum sangat sedikit air putih.
Aku fikir aku tidak akan hidup lama lagi. Sekarang, aku adalah orang yang paling tua di lingkunganku, Aku teringat disaat aku berumur 5 tahun semua sangat berbeda, masih banyak pohon di hutan dan tanaman hijau di sekitar, setiap rumah punya halaman dan taman yang indah, dan aku sangat suka bermain air dan mandi sepuasnya.

Sebelumnya, ayahku mencuci mobilnya dengan menyemprotkan air langsung dari keran ledeng. Sekarang, anak-anak tidak percaya bahwa dulunya air bisa digunakan untuk apa saja.

Aku masih ingat seringkali ada pesan yang mengatakan:" JANGAN MEMBUANG BUANG AIR" Tapi tak seorangpun memperhatikan pesan tersebut. Orang beranggapan bahwa air tidak akan pernah habis karena persediaannya yang tidak terbatas. Sekarang, sungai, danau, bendungan dan air bawah tanah semuanya telah tercemar atau sama sekali kering. Pemandangan sekitar yang terlihat hanyalah gurun-gurun pasir yang tandus. Infeksi saluran pencernaan, kulit dan penyakit saluran kencing sekarang menjadi penyebab kematian nomor satu. Industri mengalami kelumpuhan, tingkat pengangguran mencapai angka yang sangat dramatik. Pekerja hanya dibayar dengan segelas air minum per harinya.Banyak orang menjarah air di tempat-tempat yang sepi. 80% makanan adalah makanan sintetis.

Sebelumnya, rekomendasi umum untuk menjaga kesehatan adalah minum sedikitnya 8 gelas air putih setiap hari. Sekarang, aku hanya bisa minum setengah gelas air setiap hari.

Sejak air menjadi barang langka, kami tidak mencuci baju, pakaian bekas pakai langsung dibuang, yang kemudian menambah banyaknya jumlah sampah.
Kami menggunakan septic tank untuk buang air, seperti pada masa lampau, karena tidak ada air. Manusia di jaman kami kelihatan menyedihkan: tubuh sangat lemah; kulit pecah-pecah akibat dehidrasi; ada banyak koreng dan luka akibat banyak terpapar sinar matahari karena lapisan ozon dan atmosfir bumi semakin habis. Karena keringnya kulit, perempuan berusia 20 tahun kelihatan seperti telah berumur 40 tahun.

Para ilmuwan telah melakukan berbagai investigasi dan penelitian, tetapi tidak menemukan jalan keluar. Manusia tidak bisa membuat air. Sedikitnya jumlah pepohonan dan tumbuhan hijau membuat ketersediaan oksigen sangat berkurang, yang membuat turunnya kemampuan intelegensi generasi mendatang.

Morfologi manusia mengalami perubahan... yang menghasilkan/ melahirkan anak-anak dengan berbagai masalah defisiensi, mutasi, dan malformasi. Pemerintah bahkan membuat pajak atas udara yang kami hirup: 137 m3 per orang per hari. [31.102 galon]

Bagi siapa yang tidak bisa membayar pajak ini akan dikeluarkan dari "kawasan ventilasi" yang dilengkapi dengan peralatan paru-paru mekanik raksasa bertenaga surya yang menyuplai oksigen. Udara yang tersedia di dalam "kawasan ventilasi" tidak berkulitas baik, tetapi setidaknya menyediakan oksigen untuk bernafas.Umur hidup manusia rata-rata adalah 35 tahun.

Beberapa negara yang masih memiliki pulau bervegetasi mempunyai sumber air sendiri. Kawasan ini dijaga dengan ketat oleh pasukan bersenjata. Air menjadi barang yang sangat langka dan berharga, melebihi emas atau permata.Disini ditempatku tidak ada lagi pohon karena sangat jarang turun hujan. Kalaupun hujan, itu adalah hujan asam.Tidak dikenal lagi adanya musim. Perubahan iklim secara global terjadi di abad 20 akibat efek rumah kaca dan polusi.

Kami sebelumnya telah diperingatkan bahwa sangat penting untuk menjaga kelestarian alam, tetapi tidak ada yang peduli. Pada saat anak perempuanku bertanya bagaimana keadaannya ketika aku masih muda dulu, aku menggambarkan bagaimana indahnya hutan dan alam sekitar yang masih hijau. Aku menceritakan bagaimana indahnya hujan, bunga, asyiknya bermain air, memancing di sungai, dan bisa minum air sebanyak yang kita mau. Aku menceritakan bagaimana sehatnya manusia pada masa itu.

Dia bertanya: - Ayah ! Mengapa tidak ada air lagi sekarang ?

Aku merasa seperti ada yang menyumbat tenggorokanku. ..

Aku tidak dapat menghilangkan perasaan bersalah, karena aku berasal dari generasi yang menghancurkan alam dan lingkungan dengan tidak mengindahkan secara serius pesan-pesan pelestarian. .. dan banyak orang lain juga !. Aku berasal dari generasi yang sebenarnya bisa merubah keadaan, tetapi tidak ada seorangpun yang melakukan. Sekarang, anak dan keturunanku yang harus menerima akibatnya, Sejujurnya, dengan situasi ini kehidupan di planet bumi tidak akan lama lagi punah, karena kehancuran alam akibat ulah manusia sudah mencapai titik akhir.

Aku berharap untuk bisa kembali ke masa lampau dan meyakinkan umat manusia untuk mengerti apa yang akan terjadi... Pada saat itu masih ada kemungkinan dan waktu bagi kita untuk melakukan upaya menyelamatkan planet bumi ini !

Tolong Kirim surat ini ke semua teman dan kenalan anda, walaupun hanya berupa pesan, kesadaran global dan aksi nyata akan pentingnya melestarikan air dan lingkungan harus dimulai dari setiap orang.

Persoalan ini adalah serius dan sebagian sudah menjadi hal yang nyata dan terjadi di sekitar kita.

Lakukan untuk anak dan keturunan mu kelak

" AIR DAN BUMI UNTUK MASA DEPAN "


Dokumen ini dipublikasi di majalah "Crónica de los Tiempos" April 2002.


http://tangkaiputih.blogspot.com/2010/05/surat-dari-manusia-tahun-2070.html

Read More......

8 KADO INDAH


Delapan kado indah ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang kita sayangi.


KEHADIRAN. Kehadiran orang yang dikasihi adalah kado terindah yang tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir lewat surat, telepon, foto atau fax. Namun dengan berada di sampingnya, kita dengan dia dapat berbagi perasaan, perhatian dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Jadikan kehadiran kita sebagai pembawa kebahagiaan,.



MENDENGAR.Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan daripada mendengarkan pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan kita dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang di sampaikan. Tatap matanya dan pandangi wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan dia menuntaskannya, ini memudahkan kita memberikan tanggapan yang tepat setelah itu kita memberikan tanggapan yang tepat. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasih pun terdengar manis baginya.



DIAM. Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya, diam juga bisa menujukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya “ruang”. Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasehati, mengatur , mengkritik, bahkan mengomel.



KEBEBASAN. Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupannya. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya?? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah “kamu bebas berbuat semaumu”. Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.



KEINDAHAN. Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan sebuah kado yang indah.



TANGGAPAN POSITIF. Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negative terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi seolah-lah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya ada pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus.



KESEDIAAN MENGALAH. Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertenagkaran. Palagi sampai menjadi pertengakaran yang hebat. Bila kita memikirkan hal ini, berarti kita siap memberika kado “KESEDIAAN MENGALAH”. Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna didunia ini.



SENYUMAN. Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang di berian dengan tulus, bias menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semngat dalam keputusasaan, pencerah susasana muram, bahkan obat penenang jiw ayang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliing kita. Kapan terakhir kali kita menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi.




(Di kutip dari majalah GENTA HARMONI edisi 14)



Ingat-ingatlah lima aturan sederhana untuk menjadi bahagia :
Bebaskan dirimu dari rasa benci.
bebaskan pikiranmu dari segala kekuatiran.
hiduplah dengan sederhana.
lebih cintai Tuhan, diri sendiri dan sesama.
Give more and expect less.

Read More......

Jumat, 03 September 2010

12 YANG BIJAKSANA(TAK KENAL MAKA TAK TAHU)

Para Dq. Kita sering mendapat pelajaran tentang murid-murid Nabi khongcu,.. kita mengetahui seluruh muridnya berjumlah 3000 orang nah… kita pasti pernah mendengar tentang 12 yang bijaksana dari murid NABI khongcu..

mungkin sebagian dari kita telah mengetahui siapa saja murid NABI yang 12 bijaksana itu.. tapi sudahkah kita mengetahui lebih lanjut tentang ke-12 murid nabi itu, entah itu dari masa hidupnya atau tentang kecakapan yang mereka miliki.. \

Di sini kami memiliki informasi tentang ke-12 murid NAbi yang bijaksana itu..

Semoga bermanfaat yah.. dan dapat menambah pengetahuan agama khonghucu yang kita cintai.

1. Bien Sun alias Cu Khian

Ia orang negeri Lo, 15 tahun lebih muda dari NABI, menurut catatan sejarah oleh Suma Chian, tetapi di dalam kitab Ke Gi di tulis 50 tahun lebih muda. Ketika mula-mula menjadi murid Nabi Khongcu, ia Nampak begitu lemah seperti menderita kelaparan dan ternyata kemudian lambat laun menjadi Nampak sehat Nampak Puas.

Cu khong bertanya mengapa ia dapat demikian, Bien Sun menjawab,
“saya datang dari tengah-tengah rumpun bambu dan alang-alang ketika datang menghadap Guru. Guru telah melatih hatiku dalam cita dan laku bakti dan memberi contoh suri teladan raja-raja suci purba. Saya merasa suka dengan ajarannya, tetapi ketika saya ke luar dan melihat orang-orang dengan kekuasaannya, dengan payung, panji dan segala kemuliaan yang mengelilinginya, saya tertarik dengan pertunjukkan itu pula. Kedua hal itu saling menyerang dalam dadaku. Saya tidak dapat menentukan pilihan, maka Nampak berputus asa. Tetapi kini ajaran guru telah meresap demikian dalam di hati. Kemajuanku juga banyak mendapat bantuan oleh suri teladan kawan-kawan. Kini saya tahu apa yang harus ku ikuti dan apa yang harus ku hindari, dan segala kemuliaan oleh kekuasaan terasakan tidak lebih seperti debu belaka. Demikianlah kini saya Nampak sehat dan puas.

Bien Cu Khian termasuk murid Nabi Khongcu yang maju, terkenal akan kesucian dan laku baktinya.

2. Jiam Yong alias Tiong kiong,

Sebutannya Jiam Cu. Ia orang negeri lo, 29 tahun lebih muda dari Nabi. Ayahnya terkenal kurang baik perilakunya, tetapi Nabi menyatakan bahwa hal itu tidak mengurangi nilai perilaku kebajikan Jiam Yong.

3. Cwanbok Su atau Cu khong,

Orang negeri Wee, 31 tahun lebih dari Nabi. Ia seorang yang sangat luwes dan pandai bicara.

tentang Cu khong, Nabi bersabda, “sejak aku mendapatkan Su (Cu Khong), tiap hari datang siswa dari tempat-tempat yang jauh”

ketika raja muda King dari negeri Cee bertanya mengapa Tiong Ni (Nabi Khongcu) di sebut sebagai seorang Nabi; Cu Khong menjawab, “aku tidak tahu. Aku sepanjang hidup menjunjung langit, tetapi aku tidak tahu berapa jauh tingginya; aku menginjak bumi, tetapi aku tidak tahu berapa tebalnya. Di dalam mengikuti Guru aku laksana seorang yang kehausan lalu dengan sebuah gayung menciduk air dari sungai, dan di sana ia minum sepuas-puasnya tanpa mengetahui dalamnya sungai itu..”

ketika ia berangkat memangku jabatan sebagai komandan daerah Sien Yang, Nabi menasehatinya, “di Dalam memperlakukan bawahan, tiada yang lebih daripada adil dan bila di karuniai kekayaan, tiada yang lebih baik daripada hidup sederhana. Pegang teguh dua perkara ini dan jangan menyimpang daripadanya. Menyembunyikan kepandaian orang adalah menutupi kebijaksanaan; membeberkan keburukan orang adalah bagian daripada orang rendah budi. Berbicara buruk tentang orang yang engkau belum berusaha mendapat kesempatan membimbing/ mengingatkannya adalah bukan jalan suci tentang persaudaraan dan keharmonisan.”

Cu khong pernah memangku jabatan tinggi di negeri Lo dan Wee wafat di negeri Cee. Ia sangat mencintai dan menghormati gurunya.

4. Tiong Yu atau Cu Lo alias Kwi lo.

Ia orang negeri daerah Pian, negeri Lo, hanya 9 tahun lebih muda dari Nabi.

Ketika pertama bertemu Nabi ia ditanya akan kegemarannya dan menjawab,“Pedang panjangku. “Nabi bersabda, “Bila Kepandainmu itu ditambah dengan hasil belajar, engkau akan menjadi seorang susilawan (kuncu).”Cu Lo menjawab,”Apa faedahnya belajar? Di Gunung Selatan ada tumbuh rumpun bambu, batangnya keras dan lupus. Bila di potong dan dijadikan anak panah, akan dapat menembusi tebalnya kulit badak, apakah faedahnya belajar?” Nabi bersabda, “itu benar, tetapi bila anak panah itu engkau beri bulu dan mata dari baja, tidakkah akan menembus lebih dalam?” Cu Lo lalu membongkok dua kali dan mohon di terima sebagai murid.

Tentang Cu lo, Nabi bersabda, “Setelah kehadiran Cu lo, Tidak ada kata-kata jahat datang ke telingaku”.

Ketika Nabi pulang ke negeri Lo, Cu Lo bekerja sebagai panglima di negeri Wee; ia gugur tatkala di negeri itu terjadi pengkhianatan hasil komplotan ayah rajamuda negeri Wee yang mencari suaka di negeri Cien dan berusaha merebut kekuasaan dari tangan puteranya.

Cu lo seorang yang sederhana, Jujur dan kasar pribadinya Sangat mengundang simpatik

5. Phok Siang atau Cu he.

Ia kurang jelas asal-usulnya ada yang mengatakan ia orang negeri wee, gwi, Un. Usianya 45 tahun lebih muda dari Nabi dan berusia lanjut.

Pada tahun 406 SM, ia tercatat menyerahkan beberapa jilid kitab Suci kepada rajamuda Bun dari negeri Gwi. Ia termasyhur sebagai seorang punjangga yang banyak membaca dan saksama, bahkan lebih teliti.

Kitab Mao Si (kitab Sanjak yang di himpun orang marga mao) di dalamya terkandung pemikiran Cu He. Kong yang koo dan kok liang cik juga menerima pengetahuan kitab Chun ciu dari Cu he.

Tambahan :

Kok liang cik => penyusun kitab chun chiu kok-liang Thwan

Kong yang ko => penyusun kitab chun chiu kong-yang Thwan.

6. Cwansun Su atau Cu tiang

Orang negeri Tien, 48 tahun lebih muda dari Nabi.

Tentang Cu Tiang ini, Cu khong berkata, “ia orang yang tidak membanggakan jasa; ia tidak menunjukkan kegembiraan karena mendapatkan kedudukan terhormat; juga tidak besar mulut dan tidak lengah;tidak menunjukkan kesombongan kepada anak buahnya; demikianlah sifat Cwansun Su”

7. Jiam king alias Pik Giu.

Ia seorang negeri lo, hanya tujuh tahun lebih muda dari Nabi. Ketika Nabi menjadi menteri kehakiman. Beliau mengangkat Pik Giu menggantikan kedudukanya sebagai comandan derah Tiong To.

8. Cai I alias Cu Ngo.

Ia orang negeri lo, tidak di ketahui tentang usianya. Menurut Suma Chian. Ia mempunyai mulut yang tajam.

Pernah menjabat sebagai duta ke negeri cho, ketika rajamuda negeri itu, ciao, menawarkan sebuah kereta mewah yang dihiasi dengan perak untuk gurunya cai ngo menjawab,”Guruku adalah seorang yang menyukai suatu pemerintahan yang berdasar jalan suci bila tidak dijumpai, beliau dapat menemukan kegembiraan di dalam dirinya sendiri.

Kini jalan suci dan kebajikan dalam keadaan tidur, maka beliau bemaksud membangunkan dan menggerakannya. Bila mendapatkan seorang pangeran yang sunggud-sungguh melaksankan itu, beliau akan rela berjalan kaki ke istana dan merasa Sangay gembira. Mengapa beliau memerlukan menerima sebuah hadiah mewah dari tempat yang demikian jauh??”

Sayang ia banyak kelemahan sehingga di dalam Kitab Lun Gi ia mendapat kecaman Nabi.

9. Jiam Yu atau Jiam kiu.

Ia masih ada hubungan saudara dengan jiam yong maupun jiam king, usianya 29 tahun lebih muda dari Nabi.

Cu khong berkata tentangnya, “ia sorang yang hormat perhatian kepada tamu; suka belajar dan banyak kecakapan; rajin di dalam memeriksa segala sesuatu demikianlah Jiam Kiu.”

Oleh pengaruh jiam kiu lah, rajamuda Ai dari negeri lo menjemput Nabi pulang ke negerinya.

Ia tercatat sebagai murid yang pandai menyesuaikan diri dan banyak kecakapan.

10. Gan Hian atau Cu yu.

Ia orang negeri Go, 45tahun lebih muda dari Nabi, mempunyai keistimewaan dalam pengetahuan kitab. Pernah menjadi comandan kota Bu jiang. Di sana ia mengubah sifat rakyat dengan memberi pendidikan tentang kerendahan hati dan musik yang di puji oleh Nabi.

Setelah wafat Nabi , kepala keluarga kwi, kwi khongcu bertanya kepada Gan Hian mengapa wafat Nabi tidak membuat sensasi seperti waktu wafat cu san (perdana menteri negeri Tin), orang-orang laki-laki melepaskan gelang pinggang dan hiasan sabuknya dan suara tangis terdengar sepanjang jalan sampai tiga bulan lamanya.

Gan Hian menjawab,”pengaruh Cu san di bandingkan pengarah guru seperti air banjir dan hujan yang menggemukkan.

11. Yu Cu atau Yu Jiak

Dia adalah orang negeri lo, tentang usianya kurang jelas. Ia tercatat sebagai siswa yang mempunyai ingatan yang kuat dan luas, ia menyukai ajaran kuno.

Setelah wafat Nabi, muris-murid lain yang melihat Yu Jiak, sikap dan cara bicaranya mirip dengan NABI lalu bermaksud menghormatinya sebagai terhadap NABI, tetapi hal ini di batalkan karena tidak dibenarkan oleh cingcu

12. Cu Hi (Zhu Xi)

Ia bukanlah murid NABI, melainkan tokoh besar kaum Too Hak Ke (kaum yang mempelajari Jalan Suci) atau orang barat menyebutnya Neo Konfusianisme.

Nama aliasnya Gwan hwee, aslinya penduduk Bu Gwan, propinsi An Hwee, tetapi lahir di Yu Khee, propinsi Hok Kian Tengah. Hidup pada (1130-1200 M)

Kitab Suci yang kini kita miliki, senantiasa diantar dengan Kata pengantar Cu hi; ini menunjukkan betapa besar peranan beliau dalam pembinaan kelembagaan..

Read More......