Selasa, 27 Juli 2010

BUANGLAH RACUN KEBENCIAN DENGAN LAPANG HATI MEMAAFKAN ORANG LAIN

BENCI YANG DIPUPUK MENIMBULAKAN RACUN KEBENCIAN

Racun menurut Kamus Indonesia adalah zat atau apapun jua yang dapat menyebabkan kematian kalau dimakan dan bisa juga diartikan sesuatu yang dapat merusak batin, hati, jiwa dsb. Kata Racun Kebencian yang saya pakai disini adalah segala sesuatu yang kita tidak sukai kepada orang lain yang secara sadar atau tidak sadar tumbuh menimbulkan kebencian atau dengan kata lain benci yang terpupuk akan menjadi dendam yang merusak diri sendiri dan orang lain. Benci atau dendam ini suatu saat bisa keluar dari dalam diri, baik berupa perkataan maupun perbuatan yang tidak baik, ” umpama menyimpan bom yang suatu saat akan meledak ”.



Sesaat ketika kita marah dengan dibumbui emosi, sebenarnya amarah yang meledak itu bukan awal dari amarah kita saat ini, melainkan kalau kita telaah kebelakang pasti ada penyebab-penyebab amarah-amarah kecil atau ketidaksukaan kepada orang lain yang terpendam, baik itu berupa benci atau dendam. Sebenarnya apabila kebencian masih dapat kita kontrol, ini adalah batas benci yang harmonis, seperti halnya; benci bau busuk, benci kemunafikan, benci orang licik, benci pemimpin yang menyengsarakan rakyat, benci apa bila kita dan keluarga kita dijolimi orang lain.

”Hanya seorang yang penuh Cinta Kasih saja yang dapat mencintai dan membenci orang.”
(Sheng Ren Kong Zi)

Akan tetapi apa yang kita benci sekalipun harus periksa dahulu, apakah sesuatu yang patut kita benci itu memang layak kita benci, ” meskipun yang di benci sekampungpun, belum tentu itu suatu kesalahan dan yang disukai sekampungpun, belum tentu itu suatu kebenaran”. Hidup yang penuh sandiwara dan kemunafikan sering kali kesalahan bisa menjadi benar,’ membenarkan kebenaran ’ dan kebenaran itu menjadi ”abu-abu” tidak tahu jelas manah putih manah hitam.


SAKIT PISIK, SAKIT PIKIRAN ATAU SAKIT PSIKIS.

Dahulu ketika kita kecil orang tua kita sangat kawatir, apabila anaknya panas di bagian kepalanya, dan begitupula si anak dapat merasakan sakit di sekitar kepalanya. Mungkin diakibatkan si anak kurang tidur atau kehujanan saat pulang sekolah, akan tetapi dengan penuh kasi sayang orang tuanya memberi obat. Sesaat si anak tertidur pulas dan ketika terbangun penyakit pisik ini dimungkinkan sudah sembuh.

Beranjak bertambahnya umur dan bertambah pula lah keinginan, sehingga apabila tidak kendalikan keinginan ini membuat kepala menjadi pusing, membuat tidur tidak nyeyak, belum lagi ketika banyak permasalahan hidup yang tidak terselesaikan bisa membuat stres, pikiran menjadi kacau, kurang konsentrasi, pikiran melantur/ hatinya tidak pada tempatnya, turunya selerah makan, kurang merawat pisik. Sebagai seorang perokok akan bertambah merokoknya, bagi yang suka minuman keras akan bertambah keinginan minumnya, semua penyakit pikiran ini akan jelas berdampak kepada kesehatan pisik.

Lain halnya penyakit pisik dan penyakit pikiran, penyakit psikis/hati akan lebih akut sakitnya, seperti meminum racun yang menggrogoti semua aspek di dalam diri, baik itu berupa pisik, pikiran dan psikis/hati. Ketika hati kita disakiti orang lain, memang kita merasakan kecewa dan sakit hati, akan tetapi bukan kita saja sebenarnya yang sakit, tapi juga orang yang menyakiti kita. Watak Sejati atau Hati Nurani yang difirmankan Tuhan Yang Maha Esa kepadanya akan resah, berteriak di dalam hatinya bahwa itu ”perbuatan tidak benar... perbuatan tidak benar... perbuatan tidak benar...”, belum lagi pikiran bersalah yang menghantuinya. Saat hati ini disakiti memang terasa sakit dan bisa menimbulkan benci, akan tetapi tanpa di sadar sedang menanamkan racun kebencian, yang sangat merugikan dan apabila pupuk kebencian akan menimbulkan dendam, yang pada akhirnya merugikan diri kita sendiri dan orang lain. ”Sesungguhnya orang yang menyakiti hati orang lain itu akan lebih sakit hatinya dari apa yang kita rasakan, kalau diibaratkan beban sakit yang di rasakan bisa terasakan” dunia dan ahkerat ”


” di dalam mengasihi dan mencintai biasanya orang menyebelah ; di dalam menghina dan membenci biasanya orang menyebelah ; di dalam menjunjung dan menghormati biasanya orang menyebelah ; di dalam menyedihi dan mengasihani biasanya orang menyebelah; dan di dalam meremehkan dan menyepelekan biasanya orang menyebelah. Sesungguhnya orang yang dapat mengetahui keburukan pada yang disukai dan yang dapat mengetahui kebaikan pada yang tidak disukai, amat jarang dijumpai di dunia ini’.
(Sheng Ren Kong Zi)


Racun kebencian yang tertanam sehingga menjadi dendam ini dapat merusak segala aspek kehidupan; hubungan sesama tidak harmonis, gampang terpancing amarah, krisis kepecayaan kepada sesama manusia, selalu berfikiran negatif kepada sesamanya yang belum tentu itu suatu kebenaran, dan hati yang diliputi benci (geram) ini bisa-bisa membenarkan segala cara untuk mendapatkan keinginannya. Bagi yang tersakiti bukankah ini sangat merugikan ! Mungkin saat masalah terjadi bahwa kita di pihak yang benar, akan tetapi racun kebencian yang tertanam ini sering kali membuat hati tidak harmonis, jiwanya labil, gampang terpancing amarah/sedih dll. Keadaan seperti ini sangat disayangkan merusak diri kita sendiri dan pada akhirnya, tanpa disadari kita terkondisikan pada posisi yang salah.


BERLAPANG HATI MEMBUANG RACUN KEBENCIAN

“ Harta benda dapat menghias rumah, laku bajik menghias diri; hati yang lapang akan membawa tubuh sehat. Maka Seorang Berbudi Luhur/Susilawan senantiasa mengimankan tekad”
(Sheng Ren Kong Zi)

Kita sadari bahawa kebencian yang menimbulkan dendam hasil dari sebuah proses yang kita pupuk, seandainya saja awalnya kita mempunyai sifat berlapang hati saling memaafkan atas sebuah kesalahan serta berpasrah diri kepada sang maha perkasa “apa yang dari dirinya baik akan kembali baik” hal ini tidak akan terjadi, dan kebencian inipun sumbernya keinginan dan nafsu duniawi yang melampawi batas harmonis. Ingatlah ! bahwa yang hidup pasti akan mati dan kematianpun kita tidak akan tahu kapan terjadi dan yang di bawa atas kematian kita hanya amal kebajikan.

Sekarang saya akan mengajak semuanya untuk membuang Racun Kebencian !
“ Pejamkan mata dan tarik nafas dalam-dalam buang perlahan-lahan, kemudian tarik nafas dan buang secara perlahan-lahan, tarik nafas dan buang perlahan-lahan, biarkan udara itu mengisi semua tubuh kita sampai membuat pikiran kita tenang, kemudian katakan di dalam hati yang terdalam ;

KU BUANG RACUN KEBENCIAN...!
KU MEMAAFKAN KAMU...!

Dalam menyelesaikannya sangat mudah, hanya dengan satu kalimat, ”Aku memaafkanmu ” dengan setulus hati...!

Untuk proses kelapangan hati dan ketenangan jiwa selanjutnya, perbanyak ibadah dan sembahyang kepada yang Sang Maha Khalik dan yang tidak kalah pentingnya dengerin musik klasik serta melakukan hobi yang bermanfaat.



(JS. SUGIANDI)

0 komentar:

Posting Komentar