Jumat, 17 April 2009

Mawas Diri

KONGZI bersabda, “Seorang Susilawan bila tidak menghargai dirinya, niscaya tidak berwibawa; belajarpun tidak akan teguh.”
“Utamakan sikap Satya dan Dapat Dipercaya.”
”Janganlah berkawan dengan orang yang tidak sepertimu.”
“Bila bersalah janganlah takut memperbaiki.” Lunyu I;8.

DALAM Empat Jalan Suci Kongzi mengajarkan: Wen/ Belajar, Xing/ Perilaku, Zhong/ Satya, Xin/ Dapat Dipercaya. Artinya bahwa setiap manusia dalam menjalankan kodrat kemanusiaannya harus dimulai dari belajar, mempelajari kitab-kitab, sehingga mempunyai pengetahuan tentang apa yang difirmankan Tuhan. Setelah tahu, mengerti maka harus menjalankan apa yang telah dipelajarinya di dalam kehidupan sehari-hari yang menjadikan mampu melaksanakan apa yang telah menjadi Firman-Nya. Dalam melaksanakan apa yang telah dipelajari tentu tidak semulus yang dibayangkan. Banyak hambatan serta godaan yang selalu menguji iman, sehingga kesalahan dan kekurangan bukanlah sesuatu yang mustahil. Disinilah manusia memerlukan apa yang disebut kontrol, mawas diri untuk melakukan pemeriksaan, koreksi diri terhadap kesalahan-kesalahan yang telah dilakukannya.
Kongzi bersabda, “Adapun kesalahan seseorang itu masing-masing sesuai dengan sifatnya. Bahkan dari kesalahannya dapat diketahui apakah ia seorang yang berperi Cinta Kasih.” Lunyu IV;7
Kesalahan-kesalahan ini ada berbagai macam. Kesalahan yang dilakukan karena ketidak-tahuan, kesalahan karena ketidak-sengajaan. Kesalahan yang demikian adalah yang dapat diperbaiki. Ada pula yang sudah mengetahui kalau hal tersebut salah tetapi masih saja diperbuat, seperti korupsi, manipulasi, berzinah, maka perbuatan tersebut dinamakan dosa. Oleh karenanya pengendalian diri harus dilakukan sebelum perbuatan itu terjadi sebagaimana dikatakan oleh Mengzi sebagai berikut, “Orang harus mengetahui yang tidak boleh dilakukan, baharulah kemudian tahu apa yang harus dilakukan.” “Jangan lakukan apa yang tidak patut dilakukan dan jangan inginkan apa yang tidak patut diinginkan. Ini sudah cukup.” Inilah cara pengendalian dini terhadap kesalahan, mencegah kesalahan sebelum terjadi. Sebagaimana disabdakan oleh Kongzi, “Seseorang yang dapat membatasi dirinya, sekalipun mungkin berbuat salah, pasti jaranglah terjadi.”
Pada suatu saat murid Kongzi bernama Yan Hui menanyakan tentang pelaksanaan pengendalian diri yang berpulang kepada Kesusilaan, maka Nabi menjawab, “Yang tidak susila jangan dilihat, yang tidak susila jangan didengar, yang tidak susila jangan dibicarakan, dan yang tidak susila jangan dilakukan.”
Namun banyak orang yang dengan sengaja dan sadar melakukan kesalahan, dan masing-masing mempunyai alasan pembenaran sendiri-sendiri. Seperti mereka yang menikmati korupsi dengan alasan bahwa gaji yang diterimanya hanyalah cukup untuk makan dua minggu saja. Mereka merasa sah-sah saja berkorupsi ria. Banyak pula koruptor-koruptor kakap yang menyumbangkan hasil korupsinya untuk rumah-rumah ibadah, dengan anggapan perbuatannya itu adalah untuk membayar dosa-dosa yang telah diperbuatnya itu. Kemudian keesokan harinya melakukan korupsi lagi. Adapula yang dengan alasan hiburan merasa bahwa cukup beralasan untuk berbuat yang tidak susila, berzinah misalnya. Ada pula yang karena kekesalan hatinya mengeluarkan kata-kata yang tidak senonoh kepada orang tuanya. Kejadian-kejadian seperti diatas adalah benar-benar suatu kesalahan, atau kesalahan yang besar, ini yang disebut dosa, sebagaimana disabdakan oleh Kongzi. “Bersalah tetapi tidak mau memperbaiki, inilah benar-benar kesalahan.”
Ketika murid Kongzi bernama Ong Sun-ke bertanya, ”Apakah maksud peribahasa ‘Daripada bermuka-muka kepada malaikat Oo (malaikat ruang Barat Daya Rumah), lebih baik bermuka-muka kepada Malaikat Co (Malaikat Dapur)’ itu?”Kongzi bersabda, “Itu tidak benar. Siapa berbuat dosa kepada Tuhan, tiada tempat (lain) ia dapat meminta doa.” Lunyu III;13.
Jelaslah sebagaimana diajarkan oleh Kongzi, bahwa segala perbuatan itu akan menerima akibatnya masing-masing. Barang siapa menanam jagung akan memetik buah jagung. Tidak ada alasan pemaaf bagi siapapun yang berbuat dosa. Dan hanya satu jalan agar tidak menerima akibat dari berbuat dosa. Yaitu jangan berbuat dosa.

Oleh Makin Pak Kik Bio

Sumber : www.pontianakpos.com

0 komentar:

Posting Komentar